
KLATEN – Puluhan Santri Ponpes dan Siswa SMK Nurul Barqi Semarang, melakukan kunjungan ke Desa Mundu, Tulung, Klaten, Jateng, pada hari Kamis (17/10/2024) kemarin. Dalam kunjungan tersebut, mereka belajar dari dekat, bagaimana proses pembuatan biogas, hingga bisa digunakan dalam kehidupan praktis sehari-hari. Lalu seperti apa kegiatan itu?
Pondok Pesantren atau Ponpes dan SMK Nurul Barqi YBM PLN Semarang, saat ini mengasuh sekitar 1500 siswa atau santri. Para santri yang mondok di Ponpes, tentu saja juga terbiasa untuk memasak sendiri kebutuhan pangan sehari-hari.
Namun selama ini, anggaran atau biaya operasional untuk memasak tersebut tentu saja memakan cost yang sangat besar. Terutama untuk kebutuhan bahan bakar memasak yang didapat dari tabung gas reguler.
“Dalam setahun saja, cost untuk membeli kebutuhan bahan bakar di dapur serta untuk memasak kebutuhan lain, bisa sampai ratusan juta rupiah,” ujar Muslimin SHI, Ketua Ponpes SMK Nurul Barqi YBM PLN Semarang di sela-sela kunjungannya ke Desa Mundu.
Dalam kegiatan tersebut, siswa dan santri asuhan Ponpes SMK Nurul Barqi melakukan Kunjungan Industri dan Kegiatan Sosial dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam kurikulum Merdeka. Yaitu terkait dengan pembelajaran, atau penerapan untuk mengasah respon siswa dengan kepedulian sosial serta lingkungannya.
“Sehingga, siswa dapat menemukan atau mengidentifikasi masalah di lingkungannya. Sekaligus menemukan solusinya dengan pengembangan ketrampilan dan pengetahuan dalam interaksi dengan teman, guru, maupun masyarakat,” imbuhnya lagi.
Nah dalam kunjungan itulah, mereka belajar langsung cara membuat biogas. Dimana biogas adalah sumber bahan bakar gas yang diolah dari limbah pertanian atau kotoran organik, seperti kotoran hewan dan manusia.
Secara garis besar, semua limbah atau kotoran tersebut diolah dalam proses fermentasi. Tujuannya untuk memperoleh hasil berupa Gas metana dan CO2. Dimana gas tersebut diolah kembali atau disempurnakan menjadi biogas murni. Sehingga bisa digunakan secara langsung sebagai bahan bakar gas dalam kehidupan sehari-hari.
Keuntungannya, tentu saja jauh lebih murah dibandingkan dengan penggunaan gas elpiji pada umumnya. Selain itu juga menyumbang kepada perbaikan kualitas lingkungan. Dan tentu saja juga mempunyai hasil sampingan dengan nilai ekonomi tinggi.
‘Tentu saja, teknologi untuk biogas ini sangat penting untuk generasi muda. Sehingga mereka benar-benar bisa mengolah energi terbarukan, tanpa harus selalu bergantung dengan bahan bakar reguler yang ada,” imbuh Purbo Tri Prakosa, selaku Ketua Koperasi Ponpes SMK Nurul Barqi yang ikut mendampingi siswa dalam kegiatan kunjungan tersebut.
Kegiatan tersebut disambut langsung oleh Kades Desa Mundu, yaitu Budiyanto. Budiyanto bersama beberapa perangkat desa Pemdes Mundu, ikut memandu rombongan santri dan siswa ke tempat pembuatan biogas yang ada di desa Mundu.
Menurut Budiyanto, kegiatan kunjungan siswa dan santri asal Semarang tersebut, memang bukan untuk yang pertama kalinya. Sebelumnya juga banyak siswa-siswi dari lembaga-lembaga pendidikan, baik di wilayah Klaten atau luar Klaten yang berkunjung ke desanya.
“Karena memang nyata, bahwa biogas benar-benar sumber energi alternatif bagi kehidupan manusia saat ini. Karena selain biaya cost yang lebih murah, juga ramah lingkungan, Terutama untuk masyarakat yang hidup di pedesaan,” ujar Budiyanto di sela-sela sambutannya.
Ditambahkannya, pihaknya sangat senang dengan kunjungan tersebut. Karena selain bisa menularkan ilmunya kepada generasi muda, juga bisa secara langsung memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Sekaligus juga memberikan semangat kepada warga desanya.
Hal itu, karena keberadaan mereka benar-benar menjadi contoh atau dibutuhkan oleh banyak pihak. Tak hanya itu, kunjungan itu sekaligus juga menjadi ajang promosi bagi produk-priduk UMKM dari desa Mundu.
Para siswa dan santri yang berkunjung juga diperkenalkan dengan produk lokal desa Mundu. Seperti makanan karak, sabun, susu yogurt, atau es krim dengan bahan-bahan dari susu sapi.
Menjelang siang kunjungan tersebut diakhiri. Semua rombongan tamu menyempatkan berfoto-foto bersama. Dan beristirahat sejenak di Gubug Pertemuan di Dusun Dungus. Tak lupa mereka saling bersilaturahmi untuk lebih mendekatkan keakraban dengan warga setempat. (Mul)
Sumber : www.majalahkisahnyata.com
Leave a Reply Batalkan balasan