KLATEN : Di wilayah Klaten, Jateng, ternyata masih banyak perlintasan kereta api yang belum dilengkapi palang pintu. Hal ini tentu saja sangat rawan akan kecelakaan. Tak heran banyak masyarakat menyebut perlintasan ini dengan istilah perlintasan tak berpenghuni. Tak terkecuali di wilayah Desa Boto, Kecamatan Wonosari, Klaten, juga masih ada titik perlintasan tanpa palang pintu.
Apalagi saat menghadapi perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 saat ini. Tentu perlintasan kereta tanpa palang atau tanpa penjaga sangat berisiko menambah nilai keangkerannya dan angka kecelakaan.
Terkait dengan kondisi itulah, Pemerintah Desa Boto, langsung bergerak sat-set. Yaitu melibatkan beberapa orang untuk menjadi tim penjaga perlintasan. Tim terdiri dari anggota Linmas dan relawan desa. Tugasnya bersama-sama menjaga keamanan dan keselamatan di areal perlintasan kereta api yang tidak berpalang pintu.
Kades Boto Sri Rejeki (tengah) Bersama Tim Relawan Dari Linmas
“Diantaranya adalah yang melintasi sekitar wilayah Bakalan, Boto menjelang Libur Nataru atau peringatan Natal dan Tahun Baru,” kata Kepala Desa (Kades) Boto Sri Rejeki pada hari Jumat kemarin (29/12/2023).
Seperti diketahui bahwa perlintasan kereta tak berpalang ini ramai pengguna jalan. Baik dari pagi hingga sore hari. Termasuk pengendara sepeda, sepeda motor maupun mobil yang melintas jalan strategis ini. Dan hal itu juga untuk membantu kelancaran lalu lintas serta menghindari kecelakan yang sewaktu-waktu bisa terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang tersebut.
“Para relawan itu menjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu dengan peralatan seadanya. Seperti pesawat HT, umbul bendera dan juga lampu senter untuk giat di malam hari,” imbuhnya lagi.
Petugas Jaga Dari Linmas dan Relawan PJKA
Dari pantauan di lapangan, di hari-hari biasa petugas mengenakan sarung pun jadi. Jadi tidak berpakaian seragam layaknya petugas. Para relawan tetap istiqomah membantu pemakai jalan melintas rel kereta api.
Walau begitu, para relawan desa itu juga dibantu oleh seorang petugas relawan dari PJKA, yaitu Parno (38). Yaitu membantu untuk menjaga keselamatan warga dengan memberikan peringatan dini manakala ada KA arah Solo Balapan ke Yogya, atau arah sebaliknya yang akan melintas di perlintasan tidak terjaga tersebut.
“Keterlibatan relawan desa itu dilakukan untuk menindaklanjuti rapat koordinasi (rakor) lintas sektor yang dilakukan sewaktu di Kantor Kecamatan kemarin,” katanya.
Rakor tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Bupati Klaten dan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Klaten tentang Partisipasi Desa dalam rangka mendukung ketertiban umum, keamanan dan keselamatan masyarakat, terutama pada saat liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).
Perlintasan Tak Berpalang Rawan Menjadi Sarang Demit Jahat
Atas dasar tersebut Pemerintah Desa Boto menyepakati dan mendukung sepenuhnya atas imbauan dari Pemkab Klaten. Salah satunya dengan ikut menjaga perlintasan kereta api tanpa berpalang yang melintasi wilayah desa Boto di Kecamatan Wonosari.
Sementara itu, Kepala Dishub Klaten Supriyono, mengatakan dalam rangka pengamanan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, pengamanan perlintasan yang masih belum dijaga itu memang ada partisipasi dari masyarakat, yang digagas oleh camat dan kepala desa setempat.
“Dalam sehari kami melakukan penjagaan secara bergantian. Rata-rata dua orang relawan dalam sekali shift jaga,” ujar Slamet Surono (44), salah satu anggota tim relawan yang ikut menjaga palang perlintasan tanpa palang pintu.
Slamet mengaku, sudah puluhan tahun ini ia menjadi relawan di perlintasan kereta tanpa pintu di desanya. Walau banyak suka dan dukanya, ia sangat menikmati menjadi tim relawan tersebut.
Ini karena ia merasa bisa bermanfaat bagi banyak orang, khususnya bagi pengguna jalan yang melintasi perlintasan kereta yang dijaganya. Ia berharap, semoga kondisi selalu aman dan lancar selamanya. (Danang )
SUMBER : www.majalahkisahnyata.com
Leave a Reply Batalkan balasan