
KLATEN – Sabetan wayang dari Ki Dalang Jatmiko Anom Suroto Putro, dipadu dengan dagelan Gareng Karanganyar berhasil menghibur warga Desa Jetiswetan, Pedan, Klaten, Jateng, pada Jumat malam (17/11/2023).
Acara yang berlangsung di Alun-alun Simpang Lima Jayasakti Jetiswetan itu, juga digoyang dengan hiburan beberapa artis dangdut kawak. Dalam acara hiburan tersebut, tampak hadir anggota DPRD Provinsi Jateng, yaitu Hj. Kadarwati. Lalu apa saja pesan wanita ini dalam acara budaya tersebut?
KI DALANG JATMIKO ANOM SUROTO PUTRO DIIRINGI PARA PESINDEN CANTIK
Dalam memperingati Hari Pahlawan 10 November, seorang legislator DPRD dari Provinsi Jawa Tengah, Hj Kadarwati bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Jetiswetan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten menyelenggarakan pentas kesenian wayang kulit semalam suntuk.
Lakon yang dibawakan berjudul Wahyu Katentreman, dengan Dalang Ki Jatmiko Anom Suroto Putro. Menurut Hj. Kadarwati, pentas seni wayang kulit ini dapat membangkitkan semangat dalam nguri-uri atau melestarikan budaya Jawa yang adiluhung. Karena merupakan peninggalan serta sejarah nenek moyang kita.
“Dengan pementasan wayang kulit ini, selain untuk menghibur masyarakat juga ikut melestarikan budaya bangsa. Sekaligus menggerakkan roda perekonomian karena warga yang lain juga bisa ikut berjualan di sekitar lokasi acara pertunjukan,” tuturnya.
Hj KADARWATI BERSAMA CAMAT PEDAN DAN ANGGOTA MUSPIKA YANG LAIN
Anggota Komisi B DPRD Jateng tersebut, menambahkan lakon tersebut dipilih karena menjadi hal penting untuk disampaikan. Bahwa nilai-nilai kepahlawanan sangat penting untuk digelorakan hingga kini.
Legislator asal F-PDIP ini juga berpesan kepada generasi penerus. Yaitu untuk selalu mengenang dan tidak melupakan sejarah atau yang sering disebut Jasmerah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah).
Negara kita Indonesia menjadi bangsa yang besar karena selalu menghargai jasa para pahlawannya. Yang dipetik dari kegiatan ini, kata dia, adalah semangat kebangsaan dari hati nurani yang dalam demi kesatuan dan persatuan, maju dan makmur bersama rakyat.
KADES JETISWETAN AGUS SUNARTO SE SAAT BERIKAN SAMBUTAN
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Jetiswetan, Pedan Agus Sunarto, SE menjelaskan bahwa dalam cerita dan tokoh wayang kulit ini mempunyai filosofi yang penting. Yaitu terkait kemakmuran dengan harapan masyarakat bisa sejahtera, ayem tentrem.
“Kita berharap dengan pertunjukkan wayang kulit ini, mampu menghibur masyarakat sebagai tontonan budaya yang bercita-rasa khas negara sendiri. Selain itu, apa yang disampaikan semoga bisa menjadi tuntunan,” ujar Agus Sunarto.
Agus juga mengapresiasi animo masyarakat untuk berkunjung ke stan UMKM yang tersedia. Sebab, menurut dia, pertunjukkan wayang kulit ini juga secara tidak langsung berdampak pada sektor perekonomian warga sekitar. Atau bisa mendukung penguatan sektor ekonomi masyarakat sekitar.
PENONTON DAN TAMU UNDANGAN ANTUSIAS MENGAPRESIASI PERTUNJUKAN
Sebab, lanjut dia, sektor UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Nasional. Oleh sebab itu, dengan peran dan upaya untuk menciptakan ekosistem yang baik, hal ini mampu membuat sektor UMKM dapat tumbuh dan berkembang.
Hingga saat ini, pihak pemerintah desa (Pemdes) Jetis Wetan telah berupaya dan mendukung semua gagasan dan ide yang dicanangkan oleh para pelaku UMKM. Pemdes juga berperan memfasilitasi sektor UMKM, baik dari jejaring hingga fasilitas tempat jualan.
Acara juga diramaikan dengan kehadiran dagelan Gareng Karanganyar serta beberapa penyanyi dangdut menghibur warga. (Danang)
SUMBER : www.majalahkisahnyata.com
Leave a Reply Batalkan balasan