
BOYOLALI – Sekitar 500 orang gadis dan pemuda desa dengan semangat mengirab sebuah bendera sakral. Yaitu kain bendera merah putih sepanjang 1000 Meter pada hari Sabtu (19/08/2023) kemarin. Yang menarik, bendera keramat milik Kraton Mataram tersebut, juga dikawal oleh sebuah bendera yang tak kalah sakralnya. Yaitu Bendera Gunung Lawu. Seperti apa prosesnya?
Untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI yang ke-78, pemerintahan Kecamatan Tamansari, Boyolali, Jateng, mengadakan karnaval Kemerdekaan. Diikuti oleh 10 Desa, para peserta kirab mengusung beragam tema dan potensi desanya masing-masing. Yaitu dari desa Dragan, Jemowo, Karang Kendal, Karanganyar, Keposong, Lanjaran, Mriyan, Lampar, Sangup, dan Desa Sumur.
TIM PEMBAWA BENDERA 1000 METER PALING DEPAN
Namun yang terlihat paling mencolok adalah peserta kirab dari Desa Karanganyar. Mereka mengusung sebuah kain bendera merah putih berukuran sangat panjang.
Yaitu bendera sepanjang 1000 Meter dengan lebar sekitar 80 Cm. Bendera tersebut kerap disebut dengan nama Sang Ratih Seribu Wara. Dan biasanya disimpan di bangunan Keputrenm di komplek Petilasan Kraton Kartosuro.
Berada di barisan depan atau tepat di belakang pasukan Drum Band, mereka memimpin arak-arakan kirab. Dimulai dari titik start, yaitu lapangan Desa Keposong, mereka menyusuri jalanan desa sejauh 3 Km menuju titik finish, yaitu Kantor Kecamatan Tamansari.
Di halaman depan kantor Kecamatan Tamansari inilah, kain bendera dibentangkan di depan para pejabat Boyolali hingga bergerak menuju ke titik wadah penyimpanannya lagi.
MARYONO-KADES KARANGANYAR (PEGANG SETIR) IKUT MENGAWAL BERSAMA REKAN KADES LAIN
Menurut Kades Tamansari yaitu Maryono SE, kirab bendera sepanjang 1 Km tersebut bertema untuk semakin mempertebal rasa persatuan, serta mempererat tali persaudaraan. Khususnya antar seluruh masyarakat dan semua elemen yang ada di seluruh desa se-Kecamatan Tamansari.
“Selain itu, kami sengaja mengambil atau meminjam bendera sakral merah putih sepanjang 1000 Meter milik Keraton Mataram. Hal ini agar semua pemuda dan pemudi di desa kami bisa ikut berpartisipasi, dalam menyemarakkan dan mengisi hari Kemerdekaan RI di tahun ini,” ujar Maryono SE di sela-sela acara finish kirab bendera 1 Km tersebut di halaman Kantor Kecamatan Tamansari.
Mengingat panjangnya bendera tersebut, serta jauhnya rute yang harus ditempuh, sampai melibatkan ribuan warga serta berbagai unsur untuk mengawal acara kirab tersebut.
JUGA DIIKUTI OLEH PAGUYUBAN PAKASA TAMANSARI
Mulai anak-anak sekolah tingkat SMP, SMA, yang berpakaian putih-putih Paskibraka, pemuda-pemudi desa dengan kostum dan seragam yang beraneka ragam sesuai dengan komunitasnya masing-masing, hingga Barisan NU serta masyarakat Hindu dari kawasan desa Karanganyar sendiri.
Untuk teknis pembentangan bendera saat dikirab hingga digulung kembali, dibantu oleh satu regu Tim dari SERI (Satuan Emergency Relawan Indonesia) Boyolali. Merekalah yang dengan semangat berusaha keras agar pembentangan serta penggulungan kembali bendera berjalan lancar.
TIM SERI BOYOLALI IKUT BERPARTISIPASI RAMIAKAN KIRAB BENDERA 1000 METER
“Untuk membentangkan atau mengeluarkan bendera ini dari gulungan wadahnya relatif lebih mudah. Namun nanti saat memasukkan kembali atau menggulung untuk disimpan adalah yang paling sulit. Karena belum tentu anggota yang memegang bendera dan jauhnya sekitar 1 Km, bisa kompak dalam satu komando gerakan,” ujar Ahmad, salah satu tim SERI yang bertugas menjaga wadah gulungan bendera 1 Km tersebut.
Ahmad yang didampingi beberapa rekannya, termasuk Mas Budi dan anggota wanita bernama Mbak Siwi, terlihat paling berjuang keras di tengah sengatan matahari siang. Walaupun begitu, mereka akhirnya juga dibantu oleh rakan-rekan SERI yang lain, serta beberapa anggota di barisan seragam Paskibraka.
Leave a Reply Batalkan balasan