Hasil Diskusi Budaya FBM Ternyata Mengejutkan… Para Pecinta Budaya Wajib Tahu…

Acara Diskusi Juga Dihadiri Oleh Wawali Surakarta Teguh Prakosa

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Solo : Upaya pelestarian benda cagar budaya (BCB) atau benda yang diduga cagar budaya (ODCB), ternyata memang sangat memprihatinkan. Sampai saat ini, belum ada langkah maksimal untuk melindungi dan melestarikannya. Kondisi tersebut tentu menjadi keprihatinan bersama. Lalu apa saja kendala-kendala dalam upaya pelestarian benda cagar budaya tersebut?

Melihat semakin banyaknya temuan BCB atau ODCB yang mangkrak, bahkan banyak yang rusak akibat belum mendapat perhatian serius, Yayasan Forum Budaya Mataram (FBM), tergerak untuk lebih peduli.

Selain melakukan aksi nyata di lapangan, juga menggelar diskusi terkait upaya pelestarian tersebut. Seperti diskusi budaya yang digelar pada hari Sabtu siang kemarin (28/01/2023).

Diskusi tersebut bertempat di Aula Fak. Komputer Kampus Universitas Dharma (UNDHA) AUB Surakarta. Tema yang dibawa adalah Menyorot Lemahnya Pelestarian Benda Cagar Budaya di Indonesia dengan Tag Line Bersama Menjaga Warisan Bangsa.

Dr BRM Kusuma Putra SH MH Selaku Ketua Yayasan Forum Budaya Mataram

Acara yang terbuka untuk masyarakat umum itu dihadiri oleh ratusan peserta. Mayoritas dari para pemerhati dan masyarakat pecinta budaya. Juga banyak komunitas  budaya yang datang dengan semangat juang yang sangat tinggi.

Seperti komunitas Blusukan Semak Belukar dari Karanganyar, Komunitas Mataram Jaya Negara dari Sragen, Komunitas Sahabat Museum Indonesia, juga Komunitas Solo Museum Society.

Wawali (Wakil Walikota) Surakarta yaitu Drs. Teguh Prakosa, membuka acara dengan memukul kentongan bersama Ketua FBM, yaitu Dr. BRM Kusuma Putra S.H, M.H, serta Ketua Yayasan Karya Dharma Pancasila (YKDP) yang menaungi kampus UNDHA AUB Surakarta, yaitu Dr. Anggoro Panji Nugroho SE, MM.

“Upaya melestarikan budaya, tak lepas dari sejarah. Termasuk di dalamnya melestarikan keberadaan benda-benda cagar budaya,” papar Teguh Prakosa saat mengawali sambutannya.

Ketua Yayasan FBM (Tengah) Sesaat Setelah Berikan Kenang-Kenangan Kepada Narasumber

Diakuinya, upaya-upaya pelestarian itu memang tidak bisa maksimal jika hanya diserahkan kepada Pemerintah. Baik kepada Pemerintah pusat ataupun daerah sebagai pamangku kebijakan.

Sehingga, saat ini butuh komitmen bersama untuk bisa bersinergi dalam mewujudkan upaya penyelamatan dan pelestarian benda-benda cagar budaya tersebut. Bahkan ia menyebut fakta, banyaknya kasus yang sudah terjadi tentang upaya-upaya tersebut, akhirnya harus kandas, atau dikalahkan oleh kepentingan pihak-pihak yang berduit.

Sehingga ia sangat mengapresiasi dengan apa yang selama ini telah dilakukan oleh Yayasan Forum Budaya Mataram (FBM). Karena terus konsisten dalam menyuarakan, sekaligus melakukan aksi nyata dalam upaya pelestarian benda cagar budaya tersebut.

Langkah dan aksi FBM, diharapkan bisa terus menjadi pemantik dan semangat bagi pihak-pihak lain dalam upaya yang sama. Baik dari pemerintah sendiri seperti kementrian terkait, Lembaga Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) atau sekarang Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK), serta Dinas-dinas di tingkat Pemerintahan Daerah.

Panitia Diskusi dan Nara Sumber Berfoto Bersama Sebelum Acara Bubar

Sementara itu, Ketua FBM, Kusuma Putra, juga menekankan bahwa selama ini pihaknya tak pernah lelah dalam mendorong kepada pihak dan lembaga terkait. Yaitu agar semakin peduli dalam upaya pelestarian benda cagar budaya, atau temuan benda-benda yang diduga cagar budaya.

Baik mendorong kepada Pemerintah Pusat lewat kementrian yang ada, kepada Pemerintah Daerah lewat dinas-dinas terkait, serta pihak BPCB sendiri yang dianggap paling berkompeten. Namun hal itu dianggapnya belum cukup. Sehingga ia perlu mengajak semua elemen yang ada untuk menyatukan persepsi terkait upaya pelestarian tersebut.

“Dengan adanya diskusi kali ini, kami secara terbuka mengajak kepada seluruh pelestari budaya, komunitas budaya, dan semua elemen masyarakat untuk bersama-sama mendorong pemerintah agar berperan lebih serius dalam menjaga warisan bangsa,” ujar Kusuma kepada puluhan awak media yang hadir dalam acara tersebut.

Ditambahkannya, pihaknya khawatir bahwa rusak atau hilangnya obyek dan benda cagar budaya, cepat atau lambat bakal mengikis karakter dan jati diri bangsa. Karena keberadaan obyek dan benda cagar budaya tersebut menjadi cermin kebesaran dan keluhuran budaya bangsa Indonesia.

Peserta dari Pegiat Budaya Komunitas Semak Belukar

Sehingga ia berharap, kegiatan diskusi pada hari itu, bisa menumbuhkan semangat kebersamaan dalam mencintai budaya dan warisan budaya. Sehingga bisa menjadi dasar bagi semuanya untuk menyatukan persepsi, tentang pentingnya penyelamatan dan pelestarian cagar budaya.

Di tempat yang sama, Anggoro Panji Nugroho, menegaskan bahwa Yayasan Karya Dharma Pancasila (YKDP) yang menaungi kampus UNDHA AUB Surakarta, sejak awal sudah berkomitmen terhadap pelestarian budaya yang ada.

Termasuk dengan benda-benda cagar budaya yang menjadi dasar dalam menerawang kejayaan budaya masa lalu bangsa. Karena pijakan di masa lampau bisa menjadi dasar untuk melangkah ke masa depan yang lebih baik, khususnya terkait dengan manusia yang berbudaya.

“Sehingga dengan adanya kegiatan diskusi oleh Forum Budaya Mataram ini, saya sangat mengapresiasi. Dan ke depannya juga tetap mendukung semua upaya dan langkah kongkret untuk menyelamatkan dan melestarikan budaya dan cagar budaya,” terang Anggoro di sela-sela acara diskusi tersebut.

Peserta dari Komunitas Museum Solo

Dalam diskusi tersebut dihadirkan empat nara sumber sebagai pembicara utama. Yaitu Tri Purwadi M.Pd sebagai sekjen dari yayasan FBM, R. Surojo sebagai pegiat budaya yayasan FBM, Totok Yasmiran S.S, filolog dari Museum Radya Pustaka Surakarta, serta Wahyu Broto Raharjo R, S,S MA dari BPCB.

Tri Purwadi dalam materinya, mengungkapkan bahwa jika diinvetarisir, terdapat banyak sekali benda cagar budaya atau ODCB yang terlantar. Dan jumlahnya sudah tak terhitung lagi. Ironisnya sebagian dari benda-benda yang tak ternilai tersebut, jutru sudah hilang atau bahkan rusak, entah disengaja ataupun tidak disengaja.

“Sepanjang pengalaman saya dan teman-teman yang suka mengunjungi tempat-tempat temuan benda cagar budaya atau ODCB, kondisinya sangat memprihatinkan. Baik yang tersebar di wilayah Solo Raya ataupun Jawa Tengah Pada umumnya,” ungkapnya dalam sesi pemaparan materi.

Kondisi tersebut tentu sangat memprihatinkan, mengingat dalam UU Cagar Budaya atau UU Nomer 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya jelas termaktub poin-poin tentang perlindungan cagar budaya. Baik oleh pemerintah maupun masyarakat tanpa kecuali.

Empat Pembicara Nara Sumber dan Moderator Dikusi Budaya Oleh FBM

Sementara Raden Surojo mengutarakan adanya beberapa hal yang menghambat upaya-upaya pelestarian tersebut. Diantaranya adalah adanya anggapan sebagian masyarakat yang menilai, bahwa pelestarian cagar budaya terutama dalam konsep seni dan tradisi terkait cagar budaya dinilai bidah atau syirik. Sehingga dianggap tidak sejalan dengan ajaran agama tertentu.

Selain itu, pemerintah memang dianggap belum maksimal dalam hal kepedulian terhadap keberadaan benda-benda cagar budaya tersebut. Dan terakhir belum sinkronnya antara aksi nyata mengenal sejarah dan budaya terkait benda cagar budaya dengan sistem pendidikan. Seperti event-event yang digelar pada jam-jam belajar siswa.

Lalu Nara Sumber Totok Yasmiran, lebih menyoroti upaya pelestarian dalam konsep kronologi dan sejarah Sriwedari dari awal berdiri hingga kondisi terkini. Juga tentang perawatan Museum Radya sendiri yang menjadi ikon penting dalam komplek taman Sriwedari yang kerap disebut Kebon Raja ini.

Dan Wahyu Broto dari tim BPCB, menyoal memang lembaga pemerintah terkait benda cagar budaya diakuinya belum bisa maksimal dalam upaya pelestarian cagar budaya. Karena banyak kendala dan faktor teknis. Salah satunya adalah peran serta masyarat dan semua elemen.

Suasana Diskusi Budaya Bertema Pelestarian Cagar Budaya di Kampus UNDHA AUB SUrakarta

Sehingga diperlukan kesadaran dan aksi nyata secara kompak, agar upaya-upaya pelestarian tersebut bisa terwujud seperti yang diinginkan. Banyak dari peserta yang bertanya terkait dengan tema diskusi.

Namun dari semua pertanyaan, bisa dipetik sebuah kesimpulan, bahwa selama ini banyak masyarakat atau para pemerhati, dan pecinta budaya yang masih bingung, bagaimana langkah-langkah awal dalam upaya penyelamatan benda cagar budaya tersebut.

Mengingat bahwa tidak sembarangan bisa dilakukan aksi secara langsung. Terutama yang bersinggungan dengan keberadaan serta keutuhan benda-benda atau temuan ODCB tersebut. Selain itu juga banyak kritik yang tertuju kepada pemerintah tentang kurang optimalnya upaya tersebut.

“Semisal masih banyak benda cagar budaya atau ODCB yang belum dipasang papan nama sebagai benda atau kawasan cagar budaya yang dilindungi oleh Undang-undang,” ujar salah satu peserta dari Komunitas Semak Belukar.

Acara diskusi tersebut dimoderatori oleh Dra. Chatarina Etty, SH, M.Pd, dan berakhir sekitar pukul 13.00 siang. Semua peserta yang hadir berhak mendapat e-sertifikat. Sementara para nara sumber mendapat sedikit kenang-kenangan dari panitia acara diskusi. (Med)

Sumber : www.majalahkisahnyata.com

Prihatin Nasib Cagar Budaya di Indonesia Forum Budaya Mataram Bakal Menggelar Diskusi Terbuka Untuk Umum…

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Solo Raya- Beberapa kali Yayasan Forum Budaya Mataram (FBM) berhasil menorehkan sejarah. Yaitu dengan BACA LEBIH LANJUT.......

Inilah MISTERI Bau MAYAT Menyengat Dari Situs CANDI SIRIH (Penelusuran Jejak Mataram Kuno Oleh Tim Yayasan FBM)…

https://www.youtube.com/watch?v=Fj_V7UJzN68 MAJALAHKISAHNYATA.COM, Sukoharjo- Tak disangka, Kabupaten Sukoharjo, Jateng, ternyata menyimpan kekayaan sejarah yang tak ternilai BACA LEBIH LANJUT.......

Begini Nasib SITUS PATIRTAN di Wonolelo Yang MAKIN MERANA-Aksi Tim FBM Melacak Jejak Mataram Kuno di Lereng Merapi-Merbabu (IV)…

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Magelang- Terjebak di tengah proyek penambangan pasir, sebuah situs patirtan kuno semakin merana nasibnya. BACA LEBIH LANJUT.......

Sebuah PRASASTI Penting Peradaban MATARAM KUNO Belum Terawat Dengan Layak-Aksi Tim FBM Melacak Jejak Mataram Kuno di Lereng Merapi-Merbabu (III)…

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Boyolali- Sebuah prasasti kuno yang maha penting, masih teronggok dan tidak terawat dengan layak BACA LEBIH LANJUT.......

Dapat Wangsit Gaib… PGN Sukoharjo Resik-Resik Cagar Budaya Pesanggrahan Langenharjo…

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Solo-Raya-  Kondisi Pesanggrahan Langenharjo, Peninggalan Raja Paku Buwono IX memang sangat memprihatinkan. Hal tersebut BACA LEBIH LANJUT.......

About admin 345 Articles
Mapag Pedhut

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*