
MAJALAHKISAHNYATA.COM, Solo Raya– Beberapa kali Yayasan Forum Budaya Mataram (FBM) berhasil menorehkan sejarah. Yaitu dengan menggelar berbagai event budaya. Memang itulah misi dan visi utama dari Yayasan FBM.
Kini seiring dengan dicabutnya status PPKM oleh pemerintah RI di awal tahun 2023 ini, FBM kembali akan menggelar sebuah kegiatan penting? Seperti apa jenis kegiatan tersebut serta persiapannya?
Dihadiri oleh pengurus serta puluhan anggota, FBM mengadakan rapat persiapan kegiatan diskusi budaya pada Jumat malam kemarin (07/01/2023). Dalam rapat yang bertempat di rumah Bapak Suparno, Sragen, tersebut berhasil dicapai beberapa poin penting.
Ketua dan Jajaran Pengurus FBM Saat Rapat Persiapan Diskusi Budaya
Diantaranya adalah FBM akan menggelar sebuah diskusi budaya. Tema dari diskusi tersebut adalah menyoroti lemahnya pelestarian benda cagar budaya di Indonesia. Tema tersebut dipilih, lantaran kondisi atau keberadaan benda cagar budaya di Indonesia saat ini memang sangat memprihatinkan.
Dimana banyak benda cagar budaya kondisinya terlantar. Banyak yang belum mendapat perhatian. Hal tersebut dapat dilihat dengan tidak adanya papan penanda sebagai benda cagar budaya.
Benda yang seharusnya mendapat perlindungan Undang-undang tersebut, banyak yang tiba-tiba raib atau hilang entah kemana. Yang lebih parah, sudah tak terhitung kasus perusakan benda-benda cagar budaya.
Entah disengaja atau tidak, yang jelas perusakan tersebut sudah menjadi tanda atau bukti bahwa usaha pelestarian benda cagar budaya saat ini sangatlah lemah. Baik dari sisi negara sebagai pemangku kebijakan dan hukum, maupun dari sisi kesadaran masyarakat yang nyata-nyata mengabaikan keberadaan benda-benda yang sangat berharga tersebut.
Tembok Benteng Kartosuro Yang dirusak Warga Beberapa Bulan Silam
“Hanya benda, atau kawasan cagar budaya tertentu yang benar-benar mendapat perhatian serius dari pemerintah. Sementara benda cagar budaya, atau benda-benda yang diduga benda cagar budaya (ODCB) yang lain, lebih banyak yang tidak mendapat perhatian serius,” ujar Dr. BRM Kusuma Putra S.H, M.H (49), ketua dari Yayasan Forum Budaya Mataram saat membuka rapat persiapan kegiatan diskusi budaya tersebut.
Sesuai rencana, diskusi budaya akan digelar di kampus AUB Surakarta. Atau tepatnya di Gedung UNDHA AUB Surakarta pada tanggal 28 Januari 2023 mendatang.
Anggota Dan Pengurus FBM Saat Rapat Persiapan Diskusi di Sragen
Diskusi tersebut sifatnya terbuka untuk umum. Sehingga panitia menyediakan kuota lebih dari 100 orang untuk masyarakat umum. Para pemerhati sejarah, pecinta budaya, serta komunitas-lomunitas pelestari cagar budaya bisa mengikuti diskusi tersebut.
“Inilah kesempatan yang baik bagi para pecinta atau komunitas pelestari cagar budaya untuk mengungkapkan ide, gagasan , ataupun unek-unek mereka selama ini. Terutama terkait dengan usaha-usaha pelestarian cagar budaya di masa sekarang ini di tengah isu-isu pembangunan yang lain,” sambung Tri Purwadi (35), selaku Sekjen FBM yang juga hadir dalam rapat persiapan diskusi tersebut.
–
Suasana Rapat Persiapan Diskusi Budaya Oleh FBM di Sragen (06/01/2023)
Bagi masyarakat umum yang ingin bergabung dengan acara diskusi budaya tersebut, bisa mendaftar lewat online dengan menghubungi panitia. Sesuai rencana panitia akan membuka form pendaftaran online (link google form), yang nantinya akan disebar lewat brosur digital.
Dalam diskusi nanti akan diundang pembicara atau narasumber dari lembaga-lembaga terkait. Diantaranya dari pihak BPCB atau sekarang menjadi BPK (Balai Pelestarian Kebudayaan) Jateng.
Juga narasumber dari tokoh TACB Kraton Kasunanan Surakarta. Selain itu juga dari pembicara kalangan akademisi kampus. Dari pihak FBM sendiri, juga mewakilkan dua narasumber.
Tugu Tapal Batas Kasunanan Solo-Kasultanan Yogya di Klaten saat Belum dicat Warga
Yaitu R.Surojo sebagai pemerhati budaya dan sejarah di wilayah Solo Raya, serta Tri Purwadi, sebagai praktisi blusuker. Atau dikenal hobi berkegiatan blusukan ke tempat-tempat yang dikenal banyak benda cagar budaya. Atau wilayah dengan penyebaran ODCB yang terbengkelai dan kurang mendapat perhatian serius selama ini.
Menurut Dr. Kusuma Putra SH, MH, kegiatan diskusi budaya tersebut, nantinya juga akan menjadi agenda rutin bagi Yayasan FBM. Acara diskusi tersebut, sekaligus menjadi penyegaran bagi semua pengurus dan anggota FBM. Yaitu agar mereka terus aktif bergerak.
Khususnya terkait komitmen dan konsistensi dalam melestarikan, menjaga, serta merawat warisan benda-benda cagar budaya, serta semua warisan leluhur yang tak ternilai harganya di bumi Nusantara ini. (Dia)
Sumber : www.majalahkisahnyata.com
Leave a Reply Batalkan balasan