Inilah MISTERI Bau MAYAT Menyengat Dari Situs CANDI SIRIH (Penelusuran Jejak Mataram Kuno Oleh Tim Yayasan FBM)…

Candi Sirih Bisa Menjadi Aset Wisata Andalan dari Kabupataen Sukoharjo

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Sukoharjo– Tak disangka, Kabupaten Sukoharjo, Jateng, ternyata menyimpan kekayaan sejarah yang tak ternilai harganya. Yaitu berwujud sebuah situs atau peninggalan candi megah. Yaitu yang bernama Candi Sirih. Sayangnya, hingga sekarang candi Sirih belum tergarap secara maksimal oleh pihak-pihak terkait. Seperti apa wujud candi Sirih sekarang?

Candi Sirih terletak di Dusun Kersan, Desa Karanganyar, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Jateng. Warga setempat sebenarnya sudah lama mengetahui keberadaan Candi Sirih. Namun baru sekitar 20 tahun silam, candi Sirih dilaporkan secara resmi ke pihak-pihak terkait.

Dr BRM Kusumo Putro SH MH Dari Yayasan FBM Meninjau Lokasi Candi Sirih

“Bahkan baru sekitar tahun 2019 (April-Mei), Balai Arkeologi melakukan penelitian pertama di Candi Sirih ini,” ujar Anton Bimo Kokor Wijanarko, salah satu pemerhati budaya di Sukoharjo saat meninjau lokasi Candi Sirih.

Bersama Tim Litbang dari Yayasan Forum Budaya Mataram (FBM), Pria yang akrab dipanggil Mas Kokor ini menceritakan kronologi penemuan situs candi Sirih tersebut. Dari ceritanya, bisa disimpulkan bahwa keberadaan candi sudah dilaporkan beberapa tahun silam. Namun setelah memasuki tahun 2019, baru bisa dilakukan penelitian.

“Dan sekarang baru pada tahun 2021 ini, dilakukan penelitian kedua selama dua minggu. Lengkap dengan eskavasi (penggalian) secara terpadu oleh tim arkeolog,” ujar Dr. BRM Kusumo Putro SH, MH, ketua dari yayasan FBM yang ikut dalam peninjauan tersebut.

Ada Tangga Naik Menuju Trap Candi Utama

Dari hasil penggalian tersebut, ternyata didapat beberapa artefak, atau benda kuno yang benar-benar luar biasa. Yaitu ditemukan beberapa arca, baik dari bahan batu ataupun logam perunggu. Serta batu lingga dan yoni. Hasil sementara dari tim arkeolog, menyimpulkan bahwa, candi tersebut merupakan peninggalan dari peradaban Hindu Kuno.

Untuk saat ini, candi Sirih merupakan satu-satunya candi, yang dianggap paling utuh bangunan candinya di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Dilihat dari wujudnya, merupakan komplek dari candi Hindu. Dan memiliki candi induk yang menghadap ke arah barat.

Selain itu juga memiliki tiga buah candi perwara, yang letaknya di depan candi induk. Juga dikelilingi oleh batu sebagai pagar yang dilengkapi talud. Lalu terhubung oleh tangga masuk di halaman pertama.

Candi Sirih Dari Sisi Selatan

“Dari letaknya yang konsentris, candi Sirih diduga didirikan pada masa kerajaan Mataram Kuno. Atau sekitar abad VIII-X Masehi,” lanjut Kusumo yang juga ketua dari DPPSBI (Dewan Pemerhati dan Penyelamat Seni Budaya Indonesia) lagi.

Dari literatur yang ada, di masa tersebut, kerajaan Mataram Kuno berkuasa di wilayah Jawa Tengah dan sebagian wilayah Jawa Timur. Dari penelitian arkeolog di tahun 2019 silam, sudah ditemukan beberapa artefak. Yaitu juga berupa batu lingga, arca tokoh dewa, serta pecahan tembikar atau gerabah. Baik gerabah yang polos hingga yang berhias seperti relief.

Temuan batu lingga berbahan batuan andesit. Dan diduga berasal dari candi induk. Hal itulah yang menguatkan dugaan, bahwa candi tersebut merupakan komplek candi Hindu. Nah dalam bulan Oktober 2021 ini, tim arkeolog menargetkan penggalian hanya dalam waktu satu minggu. Penggalian sudah berakhir pada tanggal 21 Oktober kemarin.

Candi Sirih Bisa Menjadi Kajian Arkeolog Tentang Jejak Peradaban Tinggi Mataram Kuno

Beberapa hasil temuan sebagian disimpan, atau dititipkan ke ruang benda cagar budaya di Kampus Univet Bentara Sukoharjo. Sebagian lagi dalam proses penelitian. Namun terlepas dari hasil penelitian tim arkeolog, pihak BPCB, atau pihak-pihak terkait lainnya, ada beberapa hal yang perlu untuk dikritisi bersama.

“Yaitu tentang respon dan kinerja semua pemangku kepentingan, terkait dengan aset benda-benda cagar budaya itu sendiri. Termasuk keberadaan candi Sirih yang baru saja mencuat ini,” tutur Kusumo Putro lagi.

Ada tiga poin penting yang menjadi keprihatinan bersama. Terutama terkait dengan aset atau keberadaan benda-benda cagar budaya yang baru saja ditemukan. Yang pertama adalah respon dari pihak terkait yang sangat lambat. Baik dari Pemerintah Daerah, Tim Arkeolog, atau pihak BPCB sendiri.

Candi Sirih Di Sukoharjo Diduga Peninggalan Mataram Hindu Kuno

Bayangkan, dari waktu pelaporan temuan, atau keberadaaan sebuah situs (Candi Sirih), baru ditindak-lanjuti beberapa tahun, bahkan belasan tahun kemudian. Jika prosedurnya memang seperti itu, tentu sebuah hal yang sangat memprihatinkan. Bahkan menjadi keprihatinan secara Nasional.

“Ini mengingat bahwa, semua aset cagar budaya, sejatinya tidak ternilai harganya bagi martabat, kekayaan, serta ilmu pengetahuan bangsa Indonesia sendiri. Bahkan juga untuk ilmu pengetahuan dunia pada umumnya,” papar Kusumo sambil mengelus dada.

Seharusnya, pihak-pihak terkait secara cepat merespon hasil temuan tersebut. Padahal jika ditindak-lanjuti secara cepat, tentu hasil penelitian tersebut juga bisa lebih cepat. Dan bukan hal mustahil, wilayah Kabupaten Sukoharjo, semakin moncer dengan memiliki sebuah candi megah yang memiliki pesona dan daya tarik tersendiri.

Candi Sirih Dari Sisi Tenggara

Lalu poin kedua, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh tim arkeolog untuk melakukan penggalian dan penelitian di candi Sirih. Jelas waktu yang hanya dua minggu tentu tidaklah cukup. Bahkan bisa dibilang sangat mepet untuk sebuah temuan candi, yang berukuran cukup luas seperti candi Sirih.

“Jika waktu penggalian, bisa lebih panjang lagi. Tentu akan sangat besar kemungkinan ditemukan artefak-artefak lain yang mungkin masih terpendam. Selain itu, juga meminimalisir kemungkinan artefak hilang, atau dicuri oleh pihak-pihak tidak bertanggung-jawab lainnya,” jelas Kusumo di hadapan beberapa awak media yang kebetulan juga hadir di lokasi Candi Sirih.

Candi Sirih Merupakan Satu-Satunya Candi Utuh Di Sukoharjo

Memang dari pengakuan beberapa warga setempat, dulu sebelum ada penelitian resmi, sempat ada beberapa patung atau arca yang berada di sekitar komplek candi Sirih, mendadak raib entah kemana. Hal itu, tentu sebuah ironi. Karena artefak-artefak itu merupakan satu-kesatuan yang utuh dari bangunan candi Sirih. Dan bisa menceritakan banyak hal tentang asal-usul candi tersebut.

Sementara poin ketiga yang perlu dikritisi adalah, terkait tenaga arkeolog yang semakin hari nyatanya semakin langka. Kalaupun masih ada anggota, atau tim arkeologi yang profesional, mereka rata-rata sudah berumur sepuh (tua). Jadi hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah. Dalam hal ini mungkin dinas Pendidikan atau Kebudayaan. Baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat.

“Semoga pemerintah mau melakukan rekrutmen secara lebih luas terkait tenaga arkeolog tersebut,” tuturnya lagi.

Dari Kiri- Kokor- Kusumo Putro-Giyanto-Saat Meninjau Lokasi Sumur di Depan Candi Sirih

Menurutnya, untuk saat ini, lulusan sarjana yang terkait ilmu arkeologi tidak sebanding dengan jumlah temuan situs cagar budaya di Nusantara. Terutama di pulau Jawa yang diduga sebagai pusat peradaban Mataram Kuno. Dimana pulau Jawa di masa lampau, sering disebut sebagai peradaban Mataram Kuno. Dan diduga merupakan peradaban tertua dan paling maju di seluruh dunia pada saat itu.

Mungkin selain tantangan bagi pemerintah, sekaligus juga tantangan bagi generasi muda sendiri. Dimana jurusan sejarah, terutama bidang ilmu arkeologi semakin jarang diminati oleh generasi muda. Maklum generasi sekarang, lebih banyak  memilih jurusan prakmatis. Sehingga dianggap realistis dalam mencari uang di bursa kerja setelah lulus nanti.

Juga Ditemukan Bagian Sumur di Sudut Depan Candi Utama

Padahal kajian ilmu arkeologi, sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan negara. Dimana sejarah masa lampau, tentu merupakan cermin yang paling ideal untuk melangkah ke masa depan sebuah bangsa. Sehingga sekali lagi, kebutuhan tenaga arkeolog, sudah selayaknya ada regenerasi secara luas untuk generasi penerus bangsa.

“Dan menjadi tugas pemerintah untuk bisa mendorong generasi muda, agar mau menjadi penerus tongkat estafet tersebut,” jelasnya.

Terkait temuan candi Sirih sendiri, ada beberapa cerita menarik seputar penggalian tim arkeologi. Menurut beberapa warga sekitar, dulu ada tim arkeolog menggali bagian titik halaman, atau tepatnya di samping selatan candi. Nah saat penggalian mencapai kedalaman sekitar 1,25 meter, tiba-tiba menyeruak bau aneh yang sangat menyengat.

Temuan Arca Perunggu di Candi Sirih

“Bau menyengat itu sama persis seperti bau mayat yang masih baru. Atau seperti banyak kandungan zat pospor, yang baru saja terlontar keluar dari tubuh mayat manusia,” ujar Giyanto, salah satu warga sekitar yang sehari-harinya bekerja di dekat lokasi Candi Sirih.

Fenomena itu, tentu saja menimbulkan banyak dugaan dan polemik. Bahkan tak hanya itu. Tim arkeolog juga sempat menemukan beberapa potongan jari-jari manusia. namun sudah berwujud fosil (batuan). Bahkan tim arkeolog juga menemukan endapan abu vulkanik di sela-sela batu candi utama. Sementara, di depan candi utama juga ditemukan sebuah situs sumur, atau sumber mata air yang masih utuh hingga sekarang.

Sementara cerita misterius lain adalah, dulu sebelum tim arkeolog datang, beberapa warga sempat menemukan bongkahan batu-batu emas. Batu emas itu sering terlihat berserakan di halaman candi. Tentu saja warga yang menemukan merasa girang bukan main. Dan segera membawanya pulang.

Temuan Arca Batu di Candi Sirih

“Anehnya semua batu-batu emas tersebut, mendadak berubah wujudnya, sampai di rumah masing-masing warga yang membawanya,” cerita Mbah Priyo, salah satu sesepuh dari dusun Krisan.

Batu-batu emas itu, sebagian berubah wujud menjadi batu kerikil biasa. Namun yang mengejutkan, sebagian lagi ada yang berubah menjadi anak-anak katak. Dan meloncat-loncat pergi, menghilang dengan cepat. Dari kejadian itu, warga banyak yang percaya, bahwa candi tersebut memang ada sosok gaib yang menjaganya sampai kapanpun.

Dari cerita Mbah Priyo, yang lahir di tahun 1943 silam, di waktu-waktu tertentu ada sosok seperti ratu, atau seorang putri cantik yang menampakkan diri di halaman candi. Bahkan terkadang juga berjalan di jalanan desa di belakang candi. Hal itulah yang semakin menguatkan keyakinan warga. Bahwa candi sirih selalu dijaga oleh sosok wanita gaib.

Sementara nama candi Sirih sendiri disematkan warga, karena candi itu dulunya dipercaya sebagai tempat untuk sesirih (berdoa, tirakat, atau lelaku). Namun versi lain juga menyebut dengan istilah candi Asto Sesaji. Atau bisa diartikan dulu biasa dipakai sebagai tempat untuk menyajikan sesaji. (Med)

Sumber: www.majalahkisahnyata.com

Jelang Pemilu 2024… Semua Parpol Masih Stagnan Dalam Mengusung Garis Perjuangan Partai…

https://www.youtube.com/watch?v=TTgz5ZgHYcU MAJALAHKISAHNYATA.COM, Solo- Sampai detik ini, ternyata belum ada satupun Partai Politik (Parpol), yang mengusung BACA LEBIH LANJUT.......

Fakta MEMALUKAN…Kota BUDAYA Solo Belum Punya GEDUNG KESENIAN Sendiri Sampai Sekarang…

https://youtu.be/CnHY-0cZx2A MAJALAHKISAHNYATA.COM, Solo- Sejak era reformasi bergulir, perkembangan seni dan budaya di kota Solo, belum BACA LEBIH LANJUT.......

Sebuah PRASASTI Penting Peradaban MATARAM KUNO Belum Terawat Dengan Layak-Aksi Tim FBM Melacak Jejak Mataram Kuno di Lereng Merapi-Merbabu (III)…

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Boyolali- Sebuah prasasti kuno yang maha penting, masih teronggok dan tidak terawat dengan layak BACA LEBIH LANJUT.......

BEGINI KONDISI HARTA KARUN SEJARAH-DI DESA NEPEN BOYOLALI-Aksi Tim FBM Melacak Jejak Mataram Kuno di Lereng Merapi-Merbabu (I)

Seorang tokoh warga setempat, yaitu Bambang Sutejo (58), mengatakan menurut cerita-cerita dari sesepuh dan leluhur BACA LEBIH LANJUT.......

Walikota Gibran Ditantang Meminta TBJ Untuk Dihibahkan Menjadi TBS

Mengingat aset pemprov, sesunggguhnya sangat banyak tersebar di semua kota dan kabupaten di seluruh Jawa BACA LEBIH LANJUT.......

HARYO PENANGSANG REBORN-Tandai Pentas Perdana Kethoprak Taman Wisata Seni dan Budaya Balekambang

Menurut Kusumo Putro, ia berharap semua anggota dan pengurus Yayasan Forum Budaya Mataram, bisa nguri-uri BACA LEBIH LANJUT.......

About admin 383 Articles
Mapag Pedhut

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*