
MAJALAHKISAHNYATA.COM, Sukoharjo– Sebuah batu misterius mendadak muncul di permukaan sungai. Anehnya, batu itu hanya bisa diangkat dengan iringan musik gamelan dan tarian tayub. Sejak itulah, warga percaya, batu tersebut mempunyai kekuatan mistis yang sangat dasyat. Sehingga dijadikan batu Punden Desa. Seperti apa wujudnya?
Sudah menjadi tradisi, warga desa Tambakboyo, Tawangsari, Sukoharjo, Jateng, selalu menggelar upacara ritual tayuban. Upacara ini berkaitan erat dengan keberadaan batu punden keramat di tengah desa. Batu itu kerap disebut batu gilang, atau dikenal dengan nama Punden Tambakboyo.
Dalam kondisi normal, ritual bisa digelar hingga tiga hari tiga malam lamanya. Namun di masa pandemi, ritual hanya dilakukan dalam sehari. Bahkan dalam durasi hanya setengah hari. Serta dilakukan dengan cara sederhana dan terbatas. Hal ini mengingat prokes pandemi yang wajib dilakukan oleh semua pihak.
“Setiap hari Jumat Kliwon, antara akhir bulan Agustus, September, atau awal Oktober, warga kami tak pernah lalai untuk menggelar tradisi tayuban ini,” tutur Samsul Arifin (30), Kades Desa Tambakboyo kepada Kisah Nyata.
Menurutnya, tradisi tersebut merupakan wujud warga desa untuk selalu nguri-uri atau melestarikan budaya leluhur. Karena dalam tradisi itu, masih terkandung nilai-nilai positif. Dan banyak kearifan lokal, yang sangat bermanfaat untuk warga desa. Khususnya bagi warga di desa Tambakboyo sendiri.
Masyarakat warga desa Tambakboyo sendiri, benar-benar sangat terikat oleh hubungan batin dengan batu pundhen. Sehingga tak pernah lupa menggelar ritual keramat tersebut. Bahkan tidak berani jika sekali saja absen tidak melakukannya. Keberadaan batu Punden Tambakboyo, dianggap sebagai pengayom, atau pelindung.bagi keselamatan dan kesejahteraan warga desa.
Tradisi menggelar kesenian tayuban, sering juga disebut Langen tayub. Tarian tayub juga sering disebut tarian ledhek atau tayuban. Seiring perkembangan jaman, nama ritual di desa Tambakboyo, cukup disebut dengan nama Tayuban Tambakboyo atau Ledhekan Tambakboyo. Akhirnya banyak yang menyingkat dengan sebutan ritual Tambakboyonan.
“Dalam tradisi ini, ada dua kegiatan yang paling penting, atau tidak boleh ditinggalkan. Yaitu menggelar kesenian tayub dan memberikan sajian dan doa ke punden Tambakboyo,” jelasnya lagi.
Mengapa harus ada kesenian tayub? Menurut sejarahnya keberadaan batu punden dulu ditemukan secara unik dan mengandung misteri gaib. Yaitu jauh sebelum era kemerdekaan RI, seorang warga secara tak sengaja melihat batu tersebut muncul di permukaan sungai.
Anehnya selama berhari-hari batu tersebut tak pernah hanyut, walau diterjang banjir sungai yang sangat besar hingga berkali-kali. Warga yang penasaran akhirnya mencoba mengangkat batu tersebut. Maksudnya hendak memindah batu tersebut ke atas sungai. Namun apa yang terjadi?
“Meskipun diangkat oleh puluhan orang mengggunakan bantuan kayu dan tali, batu tersebut tidak bergeming. Bahkan bergeser sedikit saja tidak bisa,” sambung Mbah Suradal (61), sesepuh desa Tambakboyo yang dipercaya menjadi juru kunci atau penjaga di punden Tambakboyo.
Akhirnya warga menyerah dan pulang. Namun malam harinya, ada sesepuh warga yang mendapat mimpi aneh. Yaitu dalam mimpi tersebut seperti didatangi oleh seorang tua. Dan orang tua itu berkata, bahwa jika ingin mengangkat batu dari sungai, harus mengiringi dengan tarian tayub dan suara musik gamelan.
Akhirnya, keesokan harinya, atau tepat pada hari Jumat Kliwon, warga kembali beramai-ramai mengangkat batu tersebut. Namun kali ini, mereka membawa beberapa penari tayub, lengkap dengan iringan musik gamelan. Ajaib….setelah musik tayub dimainkan diiringi penarinya, batu tersebut bisa diangkat. Bahkan warga yang mengangkat hanya berjumlah lima orang saja.
“Akhirnya batu aneh itu berhasil dipindah ke atas sungai. Dan beberapa hari kemudian dipindah ke tengah desa. Atau sekarang berada di halaman balai desa Tambakboyo,” ceritanya didampingi juru kunci yang lain, yaitu Mbah Yadi.
Dalam perkembangannya, keberadaan batu tersebut benar-benar sangat mempengaruhi kehidupan warga desa. Tercatat, di jaman perang kemerdekaan melawan agresi militer Belanda I dan II, banyak pejuang yang nyawanya selamat karena bersembunyi di desa Tambakboyo.
Bahkan saat bom-bom dimuntahkan dari pesawat terbang dan meriam-meriam tank, desa Tambakboyo sekali lagi tetap selamat. Kejadian tersebut bagi warga desa dianggap tidak masuk akal namun nyata. Karena banyak desa-desa sekitarnya luluh lantak dihantam bom dan peluru tank
“Namun di desa Tambakboyo sini, satupun tak ada bom yang nyasar. Sehingga semua warga, atau pejuang yang bersembunyi di sini selamat semua,” tutur Mbah Suradal lagi.
Dari peristiwa itulah, akhirnya warga percaya bahwa, di desa Tambakboyo ada kekuatan gaib yang sangat besar. Kekuatan tersebut selalu melindungi warga dari bahaya apapun. Baik bencana perang, bencana alam, pagebluk, dll.
Itulah sebab, setiap masa panen, warga selalu menggelar ritual Tayub di lokasi punden. Ritual yang diartikan upacara atau tradisi bersih desa tersebut, menyesuaikan perkembangan yang ada. Meskipun sekarang, warga desa banyak yang sudah tidak menjadi petani, ritual tetap digelar menyesuaikan masa panen.
Sementara ritual kedua yang tak kalah penting dalam tradisi itu, adalah melakukan doa dan sedekah sesaji di dalam rumah punden. Hal ini biasanya dilakukan oleh semua warga desa. Khususnya warga di dusun Tambakboyo dan dusun Tambakrejo.
Warga di kedua dusun tersebut, menjadi panitia inti dari semua kegiatan, terkait tradisi Tayub Tambakboyonan. Di dalam punden warga melakukan tradisi pengguguran nadar. Yaitu mereka yang sudah terkabul keinginan atau cita-citanya di tahun lalu, bisa melakukan sedekah syukur pada ritual tahun ini.
“Sementara warga lain, yang ingin ngalap berkah. Seperti ingin memohon pangkat, drajad, jodoh, atau rejeki, bisa juga melakukan ritual di punden dengan dipandu juru kunci,” terangnya.
Jenis sesaji yang wajib dibawa adalah bunga setaman, pisang, kinang tembakau, pakaian baru/bekas, serta lembaran uang sesuai kemampuan, sebagai bukti partisipasi warga dalam tradisi tersebut.
Ada ritual unik yang dilakukan warga yang dianggap masih sebagai pengantin baru. Atau dalam tahun tersebut baru saja melangsungkan perkawinan. Mereka wajib mengelilingi punden sebanyak tiga kali, dengan diiringi doa dari si juru kunci punden.
Tradisi puter punden, atau mengitari punden, dipercaya bisa memberikan kekuatan ekstra (gaib) bagi pasangan mempelai, atau keluarga mempelai yang mungkin juga sudah mempunyai anak.
Mereka percaya dengan ritual unik tersebut, kehidupan rumah-tangga mereka akan langgeng, serta selalu lancar dalam mengarungi kehidupan selanjutnya. Baik lancar rejeki, mempunyai keturunan, hubungan sosial, dll.
Punden Batu Tambakboyo sendiri, sampai sekarang masih dianggap wingit oleh warga desa dan warga dari luar desa Tambakboyo. Ada roh gaib yang dipercaya menjaga keberadaan punden tersebut.
Roh gaib atau warga desa menyebut dengan istilah yang Mbahurekso, yaitu Eyang Kyai Guno Wijoyo. Roh gaib inilah yang selalu datang dalam wangsit, atau petunjuk gaib yang diterima oleh sesepuh desa lewat mimpi-mimpiu mereka. Termasuk kepada siapa saja yang melakukan ritual dengan khusyuk di punden Tambakboyo. (Dia)
Sumber: www.majalahkisahnyata.com
Leave a Reply Batalkan balasan