
MAJALAHKISAHNYATA.COM, Karanganyar– Sekitar 200 burung kicau, dan burung merpati dilepas ke alam bebas. Kontan ratusan burung langsung terbang, menemukan kebebasannya. Aksi tersebut dilakukan oleh LSM Lapaan RI Jateng pada hari Selasa sore kemarin (21/09/2021). Seperti apa aksi tersebut?
Sekitar pukul 15.00 sore, dua mobil bergerak memasuki gerbang Camping Ground (Bumi Perkemahan) Sekipan, Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar, Jateng. Langit terlihat mendung menyambut kedatangan mereka. Tak berapa lama, rombongan berhenti. Dua buah sangkar burung, serta tiga dus besar ditenteng keluar.
“Hari ini kami dari LSM Lapaan RI Jateng sengaja datang ke Bumi Perkemahan Sekipan. Yaitu ingin melakukan kegiatan bakti sosial. Yang wujudnya melepas ratusan burung kicau dan merpati,” ungkap Wisnu Tri Pamungkas (38), Sekjen dari LSM Lapaan RI Jateng sesaat sebelum memulai aksi melepas burung.
Menurut Wisnu, aksi tersebut sudah menjadi agenda rutin tahunan. Yaitu dalam setahun, melakukan aksi sosial sebanyak dua kali. Khususnya yang terkait dengan kegiatan pelestarian alam dan lingkungan hidup. Atau kegiatan yang membantu terjaganya keseimbangan alam dan ekosistem yang ada.
“Sebelumnya, atau di tahun kemarin, kami juga sudah melakukan kegiatan sosial. Yaitu menanam pohon pinus di beberapa titik, di sepanjang lereng Gunung Lawu sebanyak 500 batang bibit pohon,” sambung Whisnu.
Aksi tanam pohon tersebut, dilakukan dalam dua tahap. Dan mendapat respon luar biasa dari masyarakat. Khususnya para pecinta alam, pendaki gunung, komunitas Anak Gunung Lawu, serta masyarakat Karangayar pada umumnya. Mereka semua ikut membantu secara langsung, dalam aksi penanaman pohon tersebut.
Untuk menjaga ekosistem, atau keseimbangan lingkungan air, Lapaan RI Jateng, beberapa kali juga terlibat aksi menebar bibit ikan. Yaitu di sungai Bengawan Solo. Sekitar 10 ribu bibit ikan nila, lele, serta mujair, ditebar di Sungai Bengawan Solo, atau tepatnya di titik bawah Jembatan Jurug.
Di tahun ini, kebetulan dalam menyambut hari Hewan Se-dunia pada tanggal 4 Oktober 2021 nanti, Lapaan RI Jateng melakukan aksinya kembali. Yaitu melepas ratusan burung kicau dan merpati, di kawasan wisata lereng Gunung Lawu. Atau tepatnya di dalam lokasi Bumi Perkemahan, Sekipan, Kalisoro, Tawangmangu, Jateng.
“Kami sengaja melepas burung kicau dan burung merpati, agar keseimbangan alam di lereng Gunung Lawu semakin terjaga. Dan lokasi wisata Sekipan kami pilih karena, sangat ideal untuk tumbuh dan berkembangnya jenis-jenis burung tadi,” papar Wisnu kepada awak media yang kebetulan hadir di sana.
Lokasi Perkemahan Sekipan, memang banyak ditumbuhi oleh jenis tanaman buah dan biji-bijian. Selain itu sebagai wisata alam, pendidikan, outbond, pecinta alam, dan pramuka, banyak dikunjungi wisawatan dari berbagai daerah. Sehingga remah-remah atau sisa makanan dari pengunjung, menjadi sumber makanan potensial bagi kelangsungan burung-burung tersebut.
Beragam jenis burung kicau dilepas dalam acara tersebut. Seperti burung Jalak Kebo, Sertu, Tilang, Mantenan, Kutut, Manyar, Trucuk, Leci Sumatera, Cucak Jawa, Putri Mandi, beragam jenis burung Merpati, dll. Mereka dilepas di tiga titik, dalam komplek Bumi Perkemahan Sekipan, yang luas totalnya sekitar 5 hektar itu.
Selain menjaga keseimbangan alam, aksi melepas burung tersebut, diharapkan juga bisa menambah keindahan alam sekitarnya, khususnya di Bumi Perkemahan Sekipan. Sehingga potensi wisata dari wilayah Tawangmangu, atau Karanganyar pada umumnya bisa lebih terdongkrak.
“Apalagi potensi wisata di Karanganyar saat ini, masih mengandalkan alam dan lingkungan yang ada. Sehingga keunggulan dan keindahan alam akan semakin sempurna dengan kehadiran beragam flora dan fauna. Dan tentu menjadi poin penting dalam mendongkrak kunjungan wisatawan,’ tutur Wisnu lagi.
Menurut Wisnu, LSM Lapaan RI Jateng, juga sangat mengapresiasi dan mendukung penuh langkah Pemkab Karanganyar, terkait pelestarian alam burung. Karena sejak tahun 2011 silam, Pemkab Karanganyar sudah secara resmi, mengeluarkan Perda tentang pelarangan perburuan burung di alam bebas.
“Dengan aturan itu, semoga keseimbangan alam tetap terjaga. Dan suara indah dari kicau burung di alam bebas, bisa terus lestari sampai kapanpun,” terang Wisnu.
Ia juga berharap, dengan kegiatan melepas burung-burung tersebut, semoga bisa menginspirasi kepada yang lain. Baik kepada masyarakat umum, atau wisatawan pengunjung, yang datang ke lokasi Bumi Perkemahan Sekipan. Semoga mereka bisa mengikuti jejak yang sama. Atau ikut membantu menjaga keseimbangan alam, dengan cara sederhana. Yaitu melepas burung di lokasi yang sama.
Menurut Dimas Prasetyo Banyue Aji, selaku Manajer pengelola wisata Bumi Perkemahan Sekipan (New Sekipan Camp), didampingi Agus Mulyo Sejati sebagai Supervisor, setiap harinya ada sekitar 50-an pengunjung yang datang di hari-hari biasa. Memasuki hari Sabtu, Minggu, atau musim liburan lainnya, jumlah pengunjung bisa bertambah banyak lagi.
Nah jika setiap pengunjung atau rombongan pengunjung, datang membawa sepasang burung, dan dilepas di sana, tentu populasi burung cepat bertambah. Karena dalam waktu satu bulan saja, akan ada ribuan burung baru yang datang, dan mungkin juga sudah berkembang atau beranak-pinak.
Dengan kata lain, pengunjung tidak hanya bisa menikmati alam saja, namun sekaligus belajar cara menjaga keseimbangan alam agar tetap lestari. Cara yang sederhana adalah melepas burung kicau, merpati, atau burung yang tidak berbahaya lainnya ke dalam hutan tersebut.
“Jika suasana alam di sini, juga dilengkapi kicauan burung, atau pemandangan burung merpati yang banyak dan jinak, tentu suasana akan lebih indah. Dan pengunjung juga akan mendapat tambahan sensasi, menikmati alam dan kicauan burung. Atau sekedar memberi makan pada koloni burung merpati,” ujar Wisnu berharap.
Dimas sendiri juga ikut menyambut kedatangan rombongan dari LSM Lapaan RI tersebut. Bahkan ia bersama beberapa kru pengelola Bumi Perkemahan Sekipan, ikut melepas burung-burung tersebut ke alam bebas.
Dalam sambutan sederhananya, Dimas sangat berterima-kasih kepada keluarga besar LSM Lapaan RI. Yang dinilainya telah ikut berpartisipasi dalam menjaga keseimbangan alam dan pelestarian lingkungan hidup.
Sementara itu, Dr. BRM Kusuma Putra SH, MH, selaku ketua umum dari Lapaan RI Jateng, mengaku sangat senang dengan kegiatan tersebut. Ia mengatakan selain burung kicau untuk menambah keindahan alam, pihaknya sengaja melepas burung merpati sebagai simbol perdamaian dan kebebasan.
“Burung merpati saya anggap sebagai simbol perdamaian. Artinya sebagai manusia kita harus bisa berdamai dengan alam. Jika kita bisa berdamai dengan alam, tidak merusak alam, tentu alam juga akan berdamai dengan kita. Dan jika kita menjaga kelestarian dan keseimbangan alam, tentu alam juga akan menjaga manusia. Karena sifat alam tak pernah ingkar janji,” ujar Kusuma Putra berfilosofi.
Melepas burung di alam bebas, juga bisa disimbolkan dengan kebebasan. Dimana kehidupan burung sebagai makluk hidup, sebenarnya juga sama dengan manusia. Yaitu menginginkan kebebasan dalam hidupnya. Tidak mau terkekang, dan selalu ingin bebas mencari jalan dan takdir hidupnya sendiri.
Kusuma Putra juga berharap, kegiatan tersebut semoga bisa menjadi contoh atau pionir bagi pecinta alam lainnya. Yaitu agar selalu menjaga keseimbangan alam. Bahkan bentuknya tidak harus melepas burung. Bisa juga dengan melepas hewan lain. Misalnya hewan kelinci, atau unggas lain yang tidak berbahaya bagi pengunjung.
“Dengan kegiatan ini, saya berharap keindahan Gunung Lawu pada umumnya, bisa terus terjaga. Selain alam dan pepohonan yang indah, habitat hewan terutama kicau burung juga tetap lestari sampai akhir zaman nanti,” pungkasnya di akhir acara. (Dia)
Sumber: www.majalahkisahnyata.com
Leave a Reply Batalkan balasan