SIAPA BERANI UJI KEJUJURAN DALAM SUMPAH KENDIL-Tuah Gaib Dari Masjid Mantingan Jepara…

AIR KENDIL AJAIB SEBAGAI MEDIA UJI KEJUJURAN DI MASJID MANTINGAN

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Jepara– Saat menjadi istri dari Sultan Hadlirin, Ratu Kalinyamat mempunyai tempat favorit untuk melepas penat dari rutinitas urusan negara. Ia bangun sebuah pesanggrahan bagi ia dan kerabat istana lainnya. Namun di lokasi itu pula, kadang kala ia justru menjadikan sebagai tempat menggodok masalah yang pelik. Jika ada masalah negara yang mendesak, tak jarang ia malah mengadakan rapat di tempat pesanggrahan itu.

Lokasi pesanggrahan itu terletak di desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara. Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin pembangunan kerajaan mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang antara lain agama Islam, ekonomi perdagangan, sosial dan kebudayaan terutama seni ukir, pertahanan dan keamanan. Salah satu diantaranya adalah pembangunan Masjid di tempat pesanggrahan desa Mantingan itu.

“Itulah sebab, masjid ini dinamakan atau terkenal dengan sebutan Masjid Mantingan,” ungkap Ali Sfafi’I (58) pada Kisah Nyata.

SALAH SATU SUDUT MASJID MANTINGAN JEPARA

Desa Mantingan sendiri konon berasal dari kata pemantingan atau pementing. Arti harfiahnya adalah tempat yang dianggap sangat penting. Versi lain menyebut bahwa Mantingan berasal dari kata Manting, yaitu yang artinya pohon Manting atau pohon Salam. Dulu desa ini memang dikenal karena banyaknya pohon salam. Namun kini sudah sedikit, tak sebanyak kala dulu.

Pria yang sehari-hari menjadi pengurus Masjid Mantingan ini mengisahkan bahwa di masjid itu pengunjung atau jemaah datang dari berbagai penjuru. Tak hanya wilayah Jepara saja. Namun ada pengunjung asal Surabaya, Madura, serta Kediri Jawa Timur yang khusus datang ke Masjid untuk menunaikan ibadah sholat. Biasanya bludakan pengunjung ini terjadi saat sholat Jumat, terutama pada hari Jumat Wage.

“Seperti sudah tradisi, di kota Jepara sini memang hari Jumat Wage menjadi hari paling suci dari semua hari untuk melakukan ibadah spiritual apapun,” terangnya.

GERBANG GAPURA MEMASUKI DESA MANTINGAN

Bahkan dari cerita turun temurun, dulunya Ratu Kalinyamat dan suaminya Sultan Hadlirin sering berkunjung ke Mantingan saat hari Jumat Wage. Untuk melengkapi perjalanan spiritual mereka itulah, maka mereka memerintahkan untuk membuat Masjid di pesanggrahan Mantingan itu. Disebut juga tokoh Kanjeng Sunan Kalijaga juga sering menemani mereka kala menunaikan ibadah di Masjid.

Itulah mungkin sebabnya, ada latar belakang versi sejarah yang sering menceritakan bahwa di kala konflik perebutan kekuasaan di kerajaan Demak memanas, maka tokoh Sunan Kalijaga dikabarkan memihak pada Ratu Kalinyamat dalam melawan musuhnya, Adipati Aryo Penangsang.

Saat pembangunan masjid akan dilakukan ada tokoh yang punya andil besar dalam arsitektur masjid itu. Dialah Patih Cie Wie Gwan, ayah angkat Ratu Kalinyamat sekaligus seorang patih dan penasehat di istana Kalinyamat. Tokoh asal negeri Cina ini terkenal karena keahliannya dalam mengukir batu dan kayu. Dia pula yang akhirnya mendapat tugas dari Sultan Hadlirin untuk mencari ornament ukir-ukiran dari Tiongkok.

“Namun saat pulang dari Tiongkok, ia hanya membawa batu-batu putih yang memang disiapkan untuk diukir,” paparnya.

PAK ALI PENGURUS MASJID MANTINGAN

Karena batu yang dibawa lumayan banyak, akhirnya ia merekrut warga desa setempat untuk ikut mengukir. Ia memberikan semacam kursus pelatihan bagaimana cara mengukir batu dengan baik dan cepat. Setelah pelatihan dirasa cukup, maka mulailah pengerjaan ornament masjid. Batu-batu putih tersebut akhirnya diukir oleh masyarakat Desa Mantingan atas perintah dan bimbingan dari Patih Cie Wie Gwan.

Sejak itulah, karena keahlian mengukir serta kesediaannya menularkan ilmu ukir yang diturunkan pada warga Mantingan, maka ia diberi gelar Patih Sungging Badar Duwung. Artinya kurang lebih yaitu sungging berarti ‘memahat” Badar berarti “batu’ atau “akik” sedangkan Duwung berarti “Tajam’ atau dalam bahasa Jawa bisa diartikan sebagai “Keris”.

“Itulah sejarah yang melatar belakangi mengapa sampai sekarang masyarakat wilayah sini sebagian besar mata pencahariannya adalah mengukir,” jelasnya.

SALAH SATU ORNAMEN DINDING ASJID MANTINGAN

Sehingga keahlian mengukir itu sampai sekarang dijadikan sebagai profesi utama masyarakat desa Mantingan. Dalam perkembangannya seni ukir-ukiran itu tak hanya sebatas batu, melainkan melebar ke seni ukir kayu (mebel), patung dan semua bahan yang bisa diukir. Saat ini industri mebel Jepara lah yang paling merajai dunia permebelan di tanah air. Industri mebel Jepara terkenal karena keindahan seni ukir-ukirannya.

Dalam perkembangannya, para pengusaha mebel ini banyak yang kaya raya. Dan mereka sudah tak mengukir sendiri produksi mebelnya. Mereka lebih suka merekrut karyawan dari wilayah pinggiran Jepara. Selain upah murah, keahlian serta etos kerja pengukir-pengukir dari pinggiran Jepara ini sangat bisa diandalkan. Uniknya semua karyawan atau pengukir mebel  di seluruh wilayah Jepara menjadikan hari Jumat sebagai hari libur resmi mereka.

“Justru di hari Minggu mereka malah masuk kerja seperti hari-hari kerja kantoran lainnya,” tuturnya.

Untuk Masjid Mantingan sendiri, selain ramai dikunjungi oleh jemaah juga ramai didatangi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Banyak beberapa hal dari Masjid Mantingan yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah bangunan Masjid sendiri. Dari hasil karya pengukir-pengukir asal desa Mantingan di waktu masjid dibangun, maka terciptalah bangunan masjid unik namun sangat megah.

HALAMAN SELANJUTNYA…

 

CANDRA SENGKALA MASJID TAHUN 1748

HALAMAN SELANJUTNYA….

DIDUGA JADI SARANG MBAK KUNTI… KODIM 0726/SUKOHARJO GANDENG WARGA BERSIHKAN KALI KRIWEN…

SUKOHARJO : Kodim 0726/Sukoharjo kembali melaksanakan karya bakti. Kali ini para anggota TNI bersama dengan BACA LEBIH LANJUT.......

MISTERI KAMAR NOMOR 13 DI HOTEL CAKRA YANG TIDAK BOLEH DIBUKA…ADA APA ?

SOLO : Sebuah hotel angker dikenal dengan nama hotel Cakra di wilayah Kelurahan Kemlayan, Kecamatan BACA LEBIH LANJUT.......

SAAT EYANG LAWU TAGIH JANJI… INI YANG DILAKUKAN TNI AD BERSAMA MASYARAKAT NGAWI

NGAWI : Pasca Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Gunung Lawu beberapa waktu lalu, TNI AD BACA LEBIH LANJUT.......

BUKAN ISAPAN JEMPOL… SIAPKAN SENJATA ANDA…75 ZOMBI DIAM-DIAM SUDAH MASUK KUASAI KOTA SOLO…

SOLO : Tanpa raungan sirene peringatan, mendadak barisan zombi seram sudah masuk kota Solo. Sekitar BACA LEBIH LANJUT.......

VIRAL… RATUSAN WARGA JELOBO MENDADAK DIKOCOK PERUTNYA OLEH TIGA MAKHLUK GAIB

KLATEN – Trio Pelawak kondhang sukses menghibur warga Desa Jelobo, Wonosari, Klaten, Jateng, pada hari BACA LEBIH LANJUT.......

TERNYATA EMPAT BENDA INI YANG WAJIB ADA DALAM RITUAL UMBUL DONGA DI BENTENG KARTASURA

KARTASURA : Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kartasura yang ke-343 tahun ini terasa istimewa. Karena BACA LEBIH LANJUT.......

About admin 379 Articles
Mapag Pedhut

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*