BEGINI KONDISI TUBUH PELAKU PESUGIHAN BULUS JIMBUNG JIKA SUDAH KAYA RAYA-Menengok Pesugihan Legendaris di Kota Klaten…

MISTERI BULUS JIMBUNG YANG KENTAL DENGAN MITOS PESUGIHAN

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Klaten– Lokasi pesugihan yang satu ini cukup terkenal di wilayah Jateng, khususnya di wilayah Klaten. Yaitu pesugihan Sendang Bulus Jimbung. Siapapun yang datang ke sana, pasti akan bertanya, tentang cerita atau mitos pesugihan tersebut. Konon, pelaku pesugihan yang sudah kaya raya, tidak perlu menumbalkan nyawa untuk kompensasi. Lalu apa saja syaratnya?

Berbekal ubo rampe, atau sesaji sederhana. Seperti kemenyan, nasi tumpeng, ayam ingkung, minyak wangi, daging mentah, serta kembang tiga macam rupa, pelaku pesugihan sudah bisa melipat-gandakan uangnya dengan cepat. Mulai puluhan juta, ratusan juta, hingga milyaran rupiah, tergantung perjanjian gaib yang dibuat.

Sendang Bulus Jimbung terletak di desa Jimbung, kecamatan Kalikotes, Klaten, Jateng. Dari arah kota Klaten ke timur sekitar 6 km. Di tempat ini, terutama pada bulan Syawal, selalu ramai oleh para peziarah. Selain berziarah ke makam Dewi Wahdi, sebagian dari pengunjung juga melakukan ritual mencari pesugihan. Dewi Mahdi sendiri adalah tokoh legenda yang berhubungan erat dengan tempat Sendang Bulus Jimbung.

“Sudah sejak jaman leluhur kami, biasanya sendang ini memang ramai pada bulan Syawal,” jelas Pak Ruri (50), saat ditemui Kisah Nyata.

PINTU MASUK SENDANG BULUS JIMBUNGG

Menurut pria yang dikenal sebagai perawat, atau penjaga sendang Bulus Jimbung ini, pada bulan Syawal, terutama tanggal 8 banyak orang datang berkunjung.Tradisi itu selanjutnya terkenal dengan istilah Tradisi Syawalan. Namun pada hari-hari biasa, juga ada pengunjung yang datang. Selain ingin melakukan ritual, sebagian juga sekedar berwisata, melihat-lihat, atau sekedar bertanya tentang cerita seputar legenda Sendang Bulus Jimbung.

Memang selain Sendang Bulus Jimbung dan makam Dewi Mahdi, di sebelah timur sendang kira-kira 200 meter, juga terdapat wisata alam, yaitu rawa Jombor. Kolam pemancingan, dan rumah makan lesehan terapung siap menyambut wisatawan yang datang. Namun obyek Sendang Bulus Jimbung tetap tak pernah ketinggalan untuk disinggahi. Terlebih saat tradisi Syawalan berlangsung. Semua tumplek-blek di lokasi wisata sendang Jimbung.

Asal mula tempat sendang Bulus Jimbung, berasal dari sejarah atau cerita lesan masyarakat setempat. Dulu kira-kira abad VI, di Jateng berdiri kerajaan Kalingga. Karena sebuah konflik intern kerajaan, akhirnya salah satu anggota keluarga yaitu putra mahkota yang bernama Joko Patohan diusir oleh raja. Ia dianggap telah mencemarkan aib kerajaan. Karena diusir ia mengungsi, dan akhirnya terdampar di sebuah desa bernama Jimbung. Di desa itu ia akhirnya menjadi pemimpin.

“Namun Dewi Wahdi, tak rela jika orang yang dicintainya diusir. Sang Dewi merasa sangat bersalah atas diusirnya kakang mas Joko Patohan. Ia merasa menjadi penyebab utama  hingga kakang mas Joko Patohan menjadi tumbal kerajaaan,” cerita Pak Ruri menirukan legenda lesan yang juga diterima dari para generasi sebelumnya.

Akhirnya Dewi Wahdi nekat menyusul. Ia berangkat ditemani Ki Poleng dan Ki Remeng. Dan bertekad akan mengabdikan dirinya pada Joko Patohan. Ia berjanji akan melayani Joko Patohan sampai kapanpun. Bahkan jika sampai gagal, ia rela mati.

PAK RURI-PENJAGA TURUN TEMURUN DARI SENDANG BULUS JIMBUNG

Akhirnya Dewi berhasil ketemu Joko Patohan. Namun sayang permintaannya gagal. Bahkan dengan halus Joko Patohan malah menyuruhnya untuk kembali saja ke kerajaan. Karena merasa keinginannya untuk melayani Joko Patohan gagal, maka sang Dewi memilih bunuh diri. Sebilah keris dihujamkan ke dadanya sendiri. Ia sangat malu jika sampai harus kembali ke kerajaaan lagi.

Dua pengikutnya, yaitu ki Poleng dan ki Remeng tak bisa berbuat apa-apa melihat majikannya bunuh diri. Karena terkejut oleh tindakan sang Dewi, pangeran Joko Patohan sangat marah. Lalu dua pengikut Dewi Wahdi, yaitu ki Poleng dan ki Remeng dikutuk menjadi binatang Bulus (kura-kura sungai). Saat itu pula ia menancapkan tongkat di mana kedua pengikut tadi menjadi bulus. Akhirnya keluar mata air di tempat tersebut dan menjadi sendang.

Maka kelak di kemudian hari sendang tersebut terkenal dengan sebutan Sendang Bulus Jimbung hingga sampai kini. Dalam perkembangannya sendang itu berkembang menjadi dua. Yang satu dinamai Dana Tirta, satunya lagi bernama Dini Tirta. Masyarakat meyakini bahwa ki Poleng dan Ki Remeng, yang telah berwujud bulus, kadang menjaga sendang secara bergantian. Adapun Dewi Mahdi sendiri, akhirnya juga dikuburkan di dekat sendang tersebut.

“Karena merasa bersalah, Ki Poleng dan ki Remeng mendekati Joko Patohan dan meminta ampun. Namun oleh Joko Patohan, mereka hanya diberi wejangan,” lanjut Pak Ruri bercerita.

Mereka berdua akhirnya dijanjikan oleh Joko Patohan. Bahwa kelak hidup mereka akan dimuliakan oleh orang-orang yang datang mengunjungi sendang. Dan terbukti hingga kini, ribuan pengunjung selalu mengunjungi sendang Bulus Jimbung. Dan tentu saja, banyak yang membawa sesaji lengkap untuk persembahan kepada ki Poleng dan ki Remeng.

MAKAM KERAMAT DEWI WAHDI

Hingga kini ki Poleng dan ki Remeng sering menampakan diri dalam wujud bulus raksasa. Pada hari-hari biasa mereka jarang keluar. Namun pada saat bulan Syawal, di mana banyak pezirah yang datang mengunjungi makam Dewi Wahdi, mereka sering keluar dari Gua di sendang tersebut.

Di siang haripun bulus-bulus jelmaan dari ki Poleng dan Ki Remeng, sering keluar di bulan Syawal. Ukuran mereka yang besar dengan lebar badan masing-masing sekitar 1 meteran menjadi tontonan menarik bagi pengunjung yang datang ke sendang tersebut.

Gunungan Sakral Ini Mendadak Jadi Rebutan Warga Dalam Tradisi Merti Desa

MAJALAHKISAHNYATA.COM, KLATEN – Stelah sekian tahun absen, akibat pandemi beberapa tahun lalu, kini tradisi Merti BACA LEBIH LANJUT.......

KISAH LUKISAN MAHA PATIH GAJAHMADA DENGAN BUNG KARNO YANG SANGAT FENOMENAL : Mendapat Ribuan Like Di Jagad Medsos…

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Klaten- Seringkali ide atau gagasan cemerlang, berasal dari sebuah wangsit, atau petunjuk dari Atas. BACA LEBIH LANJUT.......

KISAH BATU METEORID JATUH DI KLATEN… Mitos Jaran Toleh Megantoro Pendamping Mistis Kyai Brojo Anila

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Klaten- Sebuah batu aneh tiba-tiba saja jatuh dari langit. Dan jatuhnya tepat di samping BACA LEBIH LANJUT.......

TANAM WAYANG BIYUNG BIBI…. Cara Gora Swara Nusantara… Bangkitkan Tradisi Dan Kearifan Lokal

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Klaten- Ratusan orang dari 30 kelompok dan komunitas budaya, secara kompak menyatu di lereng BACA LEBIH LANJUT.......

LEGENDA DESA DLIMAS KLATEN… Dari Arca Keramat Tanjungsari

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Klaten- Jika anda ingin menyaksikan kesenian tradisional secara komplit, disinilah tempatnya. Tepatnya di Desa BACA LEBIH LANJUT.......

MENENGOK PENGRAJIN PAYUNG HIAS… Dari Juwiring Klaten

MAJALAHKISAHNYATA.COM, Klaten- Kecamatan Juwiring, Klaten, Jateng, sangat terkenal akan sentra industri atau kerajinan payung. Beragam BACA LEBIH LANJUT.......

About admin 384 Articles
Mapag Pedhut

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*