
MAJALAHKISAHNYATA.COM, Klaten– Seringkali ide atau gagasan cemerlang, berasal dari sebuah wangsit, atau petunjuk dari Atas. Seperti kisah seorang seniman asal Klaten, Jateng berikut ini. Berawal dari hobinya berkelana ke tempat bersejarah dan tempat sakral, ia mengaku sering mendapat ide untuk melukis. Nah tema lukisannya tersebut, adalah sesuatu yang kerap menjadi mahakarya yang menggemparkan. Seperti apa kisahnya?
Warto Sukoco (56), atau yang akrab dipanggil Mas Koco memang seniman tulen. Lahir di Dk. Mranggen Ds. Karangwungu, RT 05/03, Karangdowo, Klaten, Jateng. Dengan bakat seninya, ia berhasil menyelesaikan studi di kampus Seni Rupa Yogyakarta pada Tahun 1987. Kini meskipun di masa pandemi, ia tetap aktif berkarya. Bahkan beberapa lukisannya menjadi viral, akibat dipoles dengan sentuhan proses kreatif yang unik.
“Memang saya akui, hampir semua ide atau gagasan dari sekian karya saya, sangat dipengaruhi oleh hobi saya yang suka tirakat dan wisata sejarah,” cerita mas Koco yang juga berprofesi sebagai desainer grafis ini, saat ditemui Kisah Nyata di rumahnya baru-baru ini.
Salah satu hasil karyanya adalah sebuah lukisan kanvas berukuran 1,5 meter. Lukisan tersebut bergambar sosok Proklamator Sukarno, bersama sosok Patih Gajah Mada. Sosok Sukarno mewakili era modern di jaman NKRI. Sementara sosok Patih Gajah Mada mewakili jaman kejayaan di era kerajaan Majapahit dulu.
Dalam lukisan tersebut, kedua sosok ini digambarkan seperti tengah berunding, atau sedang membicarakan sebuah rencana atau strategi. Diantara keduanya, tampak sebuah globe atau bola dunia. Jika diapresiasi dengan tafsir bebas, mungkin saja mereka berdua tengah menyusun strategi untuk kejayaan Nusantara. Atau agar bangsa Nusantara (Indonesia) semakin tersohor dan disegani di dunia.
“Namun namanya saja sebuah seni. Jadi semua apresiasi. Baik berwujud kritik, tafsir, ataupun kekaguman, bebas terserah kepada semua penikmat seni itu sendiri,” papar Mas Koco didampingi istri tercintanya, Endang Rustami.
Yang menarik, ada beberapa bagian gambar lukisan tersebut juga menimbulkan makna, atau tafsir seni. Misalnya latar belakang kedua sosok besar nusantara tersebut. Nun jauh di kejauhan belakang bangunan yang dipakai sebagai ruangan berunding, tampak gapura kebesaran Majapahit. Sementara di samping gapura Majapahit tampak istana kepresidenan RI modern.
Bagi pecinta kejayaan atau kebangkitan di era kebesaran Majapahit silam, tentu akan bergairah melihat keseluruhan makna dalam lukisan tersebut. Gapura Majapahit dikenal, merupakan simbol sebuah peradaban besar di masa lampau. Peradaban Nusantara yang sangat dikenal, dan disegani oleh semua penguasa dan wilayah di seluruh dunia kala itu.
Sampai saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang merindukan kebangkitan serta kejayaan seperti masa Majapahit silam. Bahkan banyak yayasan yang bernama, atau dengan embel-embel nama Majapahit bermunculan. Baik yayasan yang didirikan oleh keturunan atau trah Majapahit asli, maupun oleh masyarakat umum pecinta Majapahit.
Dalam lukisan tersebut juga tergambar beberapa lembar helai kertas di atas meja. Juga beserta sebuah pulpen. Makna atau tafsir yang tersirat memang bermacam-macam. Namun secara umum, bisa dimaknai sebuah perjanjian. Atau kalau sekarang semacam MOU (Memory Of Understanding), antara kedua tokoh tersebut.
Secara mistis spiritual bisa juga dimaknai sebuah perjanjian sakral. Yaitu antara leluhur Nusantara dengan pemimpin-pemimpin Republik Indonesia di masa modern sekarang. Dinamika politik, budaya, ekonomi, bahkan religi, sekarang ini memang seperti menyiratkan fenomena di atas.
Leave a Reply Batalkan balasan