MAJALAHKISAHNYATA.COM, Sukoharjo– Ki Ageng Banjaransari dikenal sebagai salah satu keturunan, dari Prabu Brawijaya V. Atau penguasa terakhir dari Kerajaan Majapahit. Beliau berkelana hingga ke daerah selatan, karena desakan pengaruh agama Islam dari Demak. Perjalanannya sampai pada lokasi yang sekarang masuk wilayah Dusun Tengklik, Desa Watu Bonang, Sukoharjo, Jawa Tengah. Akhirnya di lokasi itulah ia dimakamkan. Tepatnya di sebuah bukit yang sangat indah pemandangannya, yaitu bukit Taruwongso.
Makam itu sekarang tidak sendirian. Di kompleks makamnya, beberapa trah atau keturunannya juga dimakamkan. Bahkan beberapa sesepuh warga sekitar juga dimakamkan di sana. Setiap hari-hari tertentu tempat ini ramai dikunjungi masyarakat untuk melakukan ziarah. Lebatnya hutan di bukit ini juga menjadi daya tarik beberapa organisasi pemuda, mahasiswa, atau pecinta alam. Khususnya untuk melakukan latihan mental dan fisik di tempat ini.
“Namun seiring banyaknya jumlah pengunjung, kejadian aneh yang terjadi di seputar makam juga makin sering,” ungkap Wardi Suyatno (69), juru kunci di makam Ki Ageng Banjaransari.
Kejadian aneh itu berupa peristiwa-peristiwa gaib yang terdengar seram bagi sebagian orang. Namun bagi sebagian lagi, malah terdengar bagaikan anugerah ataupun rahmat yang patut disyukuri. Kejadian-kejadian aneh itu diyakini memang berkaitan dengan aura mistis makam sang tokoh. Diantaranya adalah penampakan binatang buas macam putih, kemunculan sinar mirip kembang api, serta seringnya gangguan berupa penampakan orang yang menggantung di pohon. Atau bahkan orang mirip hantu pocong yang seperti hidup di depan makam.
“Yang paling sering memang macan putih, dan kemunculan orang yang menggantung dirinya di pohon depan makam,” ujar lelaki yang sudah 25 tahun menjadi juru kunci di makam tersebut.
Binatang berujud Macan Putih hanya muncul, saat ada orang yang melakukan ritual gaib di dalam ruangan kompleks makam. Pengunjung yang melakukan ritual biasanya akan duduk bersila di sekitar batu nisan makam. Namun saat pengunjung tidak banyak atau sedang sepi, banyak yang melakukan sambil tidur di sisi kanan-kiri batu nisan.
Nah beberapa diantara mereka sering melihat kemunculan Macan Putih. Kemunculan binatang buas ini diyakini sebagai pertanda gaib. Bahwa apa yang diharapkan dari ritual gaib pengunjung lebih banyak dikabulkan. Bahkan orang yang melihat Macan Putih di makam ini, dipercaya langsung mempunyai kekuatan supranatural. Atau di atas rata-rata kekuatan orang biasa.
Ada yang mengaku melihat dengan sadar. Namun ada yang mengaku dalam posisi antara sadar dan tidak sadar saat melihatnya. Banyak lainnya yang bungkam, alias tidak mau bercerita tentang pengalamanya. Hal tersebut merupakan rahasia mereka dalam memburu berkah di tempat tersebut. Mereka hanya mau berbagi cerita dengan orang-orang dekatnya saja.
“Hal tersebut sudah biasa, karena mereka tidak ingin pengunjung yang lain mengikuti jejak keberhasilan mereka dengan gampang. Ada juga yang memang tak ingin dianggap sombong,” tutur suami dari Suyatmi ini.
Sesaat setelah ada yang melihat macan putih, biasanya selang beberapa hari mereka akan menemukan sesuatu yang lain dari hidupnya. Intinya sebuah perubahan positif dan membahagiakan. Seperti tiba-tiba saja rejekinya bertambah banyak, atau sangat lancar. Usahanya meningkat, pangkatnya naik secara cepat, atau bertemu dengan pekerjaan. Bahkan menemukan jodoh atau kekasih yang selama ini diidam-idamkannya.
“Setelah bertemu dengan Macan putih biasanya mereka akan tepak rejekinya,” tuturnya lagi.
Tepak rejeki maksudnya adalah lancar rejekinya. Namun pengunjung yang melakukan ritual itu memang sangat banyak permohonannya. Semuanya tergantung dari masing-masing keperluan dan kepentingannya. Atau yang berkaitan dengan masalah hidup si pengunjung. Malam Selasa Legi dan Jumat Kliwon adalah hari favorit pengunjung untuk melakukan ziarah.
“Pengunjung yang paling sering kemari hingga berkali-kali adalah komunitas seniman dalang wayang kulit,” ceritanya pada majalahkisahnyata.com.
Menurutnya ada beberapa Dalang Kondang asal Jawa Tengah dan Jawa Timur yang sering datang. Selain berziarah layaknya orang yang berziarah di makam leluhur, mereka juga melakukan ritual untuk memohon pada aura gaib makam. Isi permohonan adalah mengharap agar profesi sebagai Dalangnya bisa langgeng dan selalu ajeg mendapat job atau order pementasan wayang. Dengan begitu rejeki para dalang beserta kru-nya otomatis juga ikut lancar.
Malah sebagai wujud syukur setelah doa ritual mereka terkabul, beberapa ada yang mengadakan pentas wayang kulit di dekat lokasi makam. Selain mementaskan wayang, mereka juga membuat sesaji jajanan pasar dengan menu utama buah Pisang Setangkep serta Ayam Ingkung. Sesaji itu digelar di halaman depan makam sebelum pentas dimulai. Setelah berdoa bersama serta disantap bersama, maka pentas wayang bisa dimulai.
Ada yang unik saat acara menyantap sesaji yang telah didoakan itu. Bagi siapa saja yang kebetulan hadir saat acara berlangsung, dan ditawari makanan sesaji itu oleh panitia syukuran, maka wajib memakannya. Jika ikut memakan maka dipastikan hidupnya akan sejahtera.
“Jika tidak mau memakan saat ditawari, biasanya yang bersangkutan akan sakit perut saat pulang dari acara tersebut.” Imbuh beberapa pengunjung lain yang kebetulan berada di lokasi makam.
Mitos tersebut sangat dipercaya oleh banyak orang yang hadir. Jadi bagi siapa saja yang sejak awal tidak ingin mencicipi, atau tidak ingin makan bagian dari menu sesaji tersebut, biasanya akan memilih untuk menjauh atau sedikit menyingkir dari arena syukuran. Hal tersebut untuk menghindari agar tak ditawari makan dari pemimpin doa atau panitia syukuran.
Sementara di malam-malam tertentu sering muncul sinar api yang memancar seperti air mancur atau kembang api. Titik lokasi sinar ini berada di luar ruangan utama makam. Jika ada yang melihat sinar ini, dipercaya yang bersangkutan akan mendapat rejeki berupa pusaka. Namun tidak setiap orang berani mendekat sinar ini saat sinar ini muncul.
“Padahal jika saja ada yang berani mendekat, dipercaya akan menemukan benda pusaka yang wujudnya bermacam-macam,” tutur juru kunci lagi.
Saking terangnya sinar ini, hingga bisa disaksikan sampai dari jarak agak jauh. Bahkan beberapa warga yang berada di bawah bukit pun seringkali mengaku melihat adanya kilatan sinar terang ini. Namun biasanya rasa takut mengalahkan rasa penasaran warga. Jadi jarang yang berhasil mengambil benda-benda pusaka yang sudah ditandai dengan sinar gaib tersebut.
Leave a Reply Batalkan balasan