
MAJALAHKISAHNYATA.COM, Solo– Tak disangka, baju-baju seksi yang hanya berwujud beberapa helai benang, atau sepotong kain tipis justru laris di pasaran. Usaha di bidang fashion menggoda ini pun, dianggap menggiurkan dari segi keuntungan. Bahkan selama pandemi Covid-19, pasar masih ramai dengan permintaan baju-baju seksi tersebut. Seperti apa usaha tersebut?
“Sebetulnya, sejak saya merintis usaha ini di tahun 2016, permintaan pasar sudah sangat tinggi. Namun karena saat itu kendala modal, hanya bisa melayani pesanan atau permintaan partai kecil saja,” tutur Vio (28), seorang cewek yang cukup eksis menggeluti usaha fashion seksi tersebut.
Vio yang punya nama asli Pipit Atma Riyanti ini mengaku, dulunya ia bekerja di sebuah salon yang juga cukup kondang di wilayah kota Solo Utara. Karena hobinya yang gemar mengkoleksi baju-baju seksi, akhirnya ia coba-coba menawarkan beberapa koleksinya kepada teman-temannya. Tak disangka, teman-teman dalam komunitasnya banyak yang antusias melihat beberapa koleksinya.
“Akhirnya saya semakin bersemangat untuk menambah koleksi. Saat itu, saya malah sudah mengalokasikan dana khusus untuk kulakan baju-baju seksi seperti ini,” cerita Vio sambil menunjukkan beberapa koleksi baju seksi, di butiknya yang berlokasi di Jalan Kebangkitan Nasional, Penumping, Solo, Jateng pada Sabtu (16/01/2021).
Masih ingat dalam benak Vio, saat itu ia hanya mempunyai uang sekitar Rp 200 ribu, sisa gajinya dari hasil nyalon selama dua minggu. Uang tersebut dibelanjakan untuk beberapa potongan baju seksi. Seperti sudah diduga, baju tersebut langsung ludes dipesan. Bahkan dari mulut ke mulut beberapa komunitas teman-temannya, akhirnya HP-nya banjir pesanan akan baju-baju seksi.
Sejak saat itulah, akhirnya ia memutuskan saja keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai salon. Dan fokus menerjuni bisnis busana seksi tersebut. Beruntung, sang suami juga mendukung niat dan usahanya tersebut. Mulanya, ia hanya kulakan barang dari toko atau bursa pakaian yang tersebar di kota Solo, Yogya, dan Semarang. Beberapa juga ia pesan dari gerai busana online.
“Namun karena sering di lapangan, akhirnya saya tahu tempat-tempat produsen baju, atau setidaknya distrbutor baju-baju seksi yang lebih murah,” imbuh Vio dengan semangat.
Bahkan tak hanya lebih murah, namun lebih lengkap dan update untuk model atau desainnya. Dua tahun menggeluti usaha ini, syukurlah akhirnya ia bisa mempuyai toko atau butik, meskipun kecil dan masih menyewa. Butik di lokasi strategis, di tengah kota Solo itu sangat penting menurutnya. Banyak pelanggan yang antusias, ingin melihat koleksi butiknya secara langsung.
Selama ini, ia memang menggunakan promosi usahanya lewat medsos atau media online lainnya. Namun seringkali banyak pelanggan yang tidak puas. Karena kerap komplain antara ketidaksesuaian foto barang dengan kenyataannya. Sehingga keberadaan toko atau butik tersebut, bisa dijadikan semacam pajangan offline. Jadi bagi pelanggan yang ragu, bisa langsung ke butik untuk memastikannya.
“Selain itu, di tempat ini (butik), saya bisa menjalin relasi yang lebih kuat lagi. Karena kepercayaan pelanggan semakin meningkat setelah bisa melihat langsung produk yang saya jual. Apalagi jika sudah ngobrol-ngobrol langsung, mereka biasanya merasa puas. Dan tak ragu lagi, langsung mengorder barang via online untuk pemesanan berikutnya,” jelas cewek yang juga gemar memakai busana seksi ini.
Media sosial (medsos), seperti twitter, instagram, facebook, dan group-group Whatsapp, menjadi andalan promosinya selama ini. Dari medsos itulah, produknya cepat dikenali. Dan dari mulut ke mulut juga ikut terpromosikan secara otomatis.
Leave a Reply Batalkan balasan