MAJALAHKISAHNYATA.COM, Net– Candi Borobudur di Magelang, Jateng, sangat kesohor dari sekian banyak keajaiban di dunia. Namun tahukah anda? Penemu Candi Borobudur ternyata bukanlah si Raflles. Juga bukan ditemukan oleh orang bule Eropa lain di jaman dulu. Melainkan justru berkat jasa seorang warga (diduga) keturunan Tionghoa yang bernama Tan Jin Sing. Lalu siapakah Tan Jin sing tersebut?
“Sebenarnya Tan Jing Sin lah sebagai penemu Candi Borobudur. Namun berkat jasa pimpinan Tionghoa, sekaligus Bupati Jogja itulah, Gubernur Jendral Raffles menjadi dikenal sebagai penemu Candi Borobudur. Faktanya Tan Jin Sing yang justru menunjukkan jalan menuju Candi Borobudur,” tulis sebuah akun twitter yang mengapresiasi postingan sejarah di wikipedia.
Dari pelacakan sejarah berbagai sumber literatur, terungkap pada tanggal 3 Agustus 1812, Tan Jin Sing bertamu ke rumah Residen Inggris di Yogyakarta, John Crawfurd yang sedang bersama atasannya, Letnan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles.
Saat itu, Raffles mengungkapkan ketertarikannya pada candi-candi peninggalan nenek moyang orang Jawa. Dan ia ingin menelitinya. Dia telah melihat Candi Prambanan. Dan akan memerintahkan Letkol Colin Mackenzie, untuk meneliti dan memugarnya dengan bantuan dari Crawfurd.
Tan Jin Sing kemudian menyampaikan, bahwa salah seorang mandornya pernah mengatakan bahwa di Desa Bumisegoro deket Muntilan, dia melihat sebuah candi besar. Memang kejadian ini telah puluhan tahun silam ketika mandor itu masih kecil. Demikian ditulis TS Werdoyo, salah seorang keturunan Tan Jin Sing, dalam biografi Tan Jin Sing: Dari Kapiten Cina sampai Bupati Yogyakarta.
Raffles langsung tertarik dan meminta Tan Jin Sing pergi ke Bumisegoro untuk melihat keberadaan candi tersebut. Hari minggu, Tan Jin Sing dan mandornya, Rachmat, berangkat naik kereta kuda ke Bumisegoro. Sesampainya di sana, mereka mengajak warga desa bernama Paimin, sebagai penunjuk jalan.
Paimin berjalan di muka, membuka jalan sembari membabat semak belukar dengan parangnya. Setelah menaiki bukit, mereka sampai di lokasi candi. Kata Paimin namanya candi Borobudur, tulis Werdoyo.
Kondisi candi saat itu menyedihkan. Ditumbuhi tanaman dan bagian bawahnya terkubur dalam tanah, sehingga candi itu seolah-olah berada di atas bukit. Sekelilingnya penuh semak belukar. Selesai mengamati monumen kuno itu, mereka kemudian kembali.
I pay a quick visit day-to-day some websites and information sites to read posts, however this weblog presents feature based articles. Rebekah Pauly Alathia