“Dan untuk menghormati sosok Biyung Bibi itu sendiri, sengaja kami tanam wayang biyung Bibi di atas bebatuan gunung. Terutama jari-jarinya, dibuat menunjuk ke tempat Gunung Bibi di sebelah utara, ”kata Pambudi.
Biyung Bibi sendiri memiliki kisah legendaris yang hingga saat ini masih diyakini ada dan nyata. Biyung Bibi dikenal memiliki kain panjang yang disebut stagen. Yaitu kain yang melingkari/membelit perut. Saat Gunung Merapi meletus, dan keluar lava panas, kain stagen tersebut dikibaskan oleh Biyung Bibi. Dan berubah menjadi aliran air yang dapat mengimbangi panas letusan tadi.
Bisa dibilang Biyung Bibi membuat ruang seperti kendi. Atau sebagai tempat yang tidak sepi air, atau sebagai tempat menyimpan kantong resapan air gunung. Dan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan daerah manapun, seperti Yogya, Solo, dan Magelang. Selain itu juga membangkitkan kualitas hidup seperti masa lalu yang sangat tinggi terkait air
“Jadi sebagai pengingat, agar sekarang tidak ada yang memanfaatkan alam dengan cara yang ngawur atau serakah,” ujarnya.
Acara Gora Swara Nusantara, diakhiri dengan sesi pembacaan Sumpah Pemuda, dan pesan dari para pemuka berbagai komunitas agama di Klaten. Acara ini juga menjadi wadah untuk mempertemukan seniman dan komunitas budaya di Klaten. (Danang)
sumber: http://majalahkisahnyata.com/
Leave a Reply Batalkan balasan